Diskusi & Praktek Mengajar di Prodi PGMI FTK UINSA

Oleh : Yahya Aziz.
Senin 30 Mei 2022 pukul 07.30-10.00 kelas A 10.00-12.30 kelas B kami memberi kuliah di PGMI FTK UINSA dengan LURING, materi diskusi dan praktek mengajar.

Pemateri Mutiara Rizki H, Putri Regina M S dari kelas B, dan Dwi Kharisma F, Salamiyah Aini P, Shofi Ramadhani, Muhammad Alifi, Dewi Laukha dari kelas C.
Sedangkan yang praktek mengajar adalah : Refi Mariska A, Alissa Putri Maharani, Ananda Eka Yulia N.

Menarik sekali diskusi di kelas ini dengan materi global pandangan Al-Qur’an tentang sombong, sabar dan silaturahmi.
1. Bagaimana sejarah sifat manusia bisa sombong ?
2. Apa penyebab manusia bisa sombong? Mengapa manusia tidak boleh sombong ?
3. Bagaimana cara agar manusia tidak punya sifat sombong ?
1. Sejarah sifat sombong diawali dari kisah IBLIS merasa paling cerdas mahkluk ciptaan Tuhan sehingga tidak mau bersujud kepada nabi Adam (manusia).

Ini yang ditiru manusia zaman dahulu sampai sekarang tentang kesombongan raja FIR’AUN yang mengaku sebagai Tuhan.
Dia mati tenggelam di laut merah dan jenazahnya utuh diawetkan sampai sekarang, agar menjadi pelajaran hidup bagi manusia zaman sekarang. QS Yunus 10:92.
2. Ada 8 penyebab manusia bisa sombong menurut Imam Al-Ghazali :
a. Ilmu
b. Harta
c. Jabatan
d. Keturunan
e. Kekuatan
f. Ketampanan
g. Kecantikan
h. Ibadah (Merasa paling suci)
Mengapa manusia dilarang sombong ? Itu sudah larangan Allah QS Alisra 37, dan larangan dari Rasulullah Saw :
“La Yadkhulul Jannata Man Kaana min Qolbihi Misqola Dzarrotin Min Kibrin”
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi” ( HR. MUSLIM )
3. Agar kita terhindar dari sifat sombong diawali dengan niat untuk selalu TAWADLU terhadap siapapun, dengan langkah 2 :
a. Merasa tidak punya apa-apa di dunia ini.
b. Menerima saran dan masukan dari orang lain
c. Berusaha memahami karakter orang lain.
d. Percaya bahwa umur, status, jabatan itu ada batasnya.
f. Perlu belajar kepada orang lain
g. Selalu mohon ampun kepada Allah SWT.
Dalam praktek mengajar kami memberi catatan bahwa hakakat MENGAJAR itu ya BELAJAR. Dari praktek mengajar ini diperlukan :
a. Persiapan batin: banyak beribadah, persiapan lahir, MENGUASAI RPP.
b. Media pembelajaran lengkap/Alat peraga.
c. Penguasaan materi pembelajaran
d. Demonstrasi pembelajaran
e. Evaluasi pembelajaran

Dari ketiga mahasiswi ini yang praktek mengajar Alhamdulillah teruji mental nya, riang gembira dan selalu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Barakallah….
“Dosen FTK UINSA penulis buku TAUBATNYA PESELINGKUH & Menara Madinah Com”