Pengakuan Yahya Fuad Aktivis Mushollah Al Ikhlas Jemurwonosari Surabaya Yang Kini Kuliah di Universitas Utara Malaysia

Yahya Fuad pernah Kuliah di UINSA dan pernah juga tinggal di Musholla Al Ikhlas Jemurwonosari Gang Lebar Wonocolo Surabaya. Kini kuliah  S 2 di Universitas Utara Malaysia. Seperti apakah pengakuannya setelah berada di Universitas tersebut. Berikut ini laporan Pemred menaramadinah.com :

“Tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan, tetapi tindakan.”

Saya merupakan orang Desa asal Bojonegoro yang berangkat merantau selama beberapa tahun lamanya#

Stigma buruk yang dikatakan bahwa orang desa tidak mampu bersaing dengan orang kota besar bahkan skala internasional.
Stigma itu harus dirubah dan yakin bahwa orang desa bisa dan mampu berkontribusi dengan orang luar.

Dengan segala semangat dan keyakinan, memiliki impian untuk mengejar pendidikan di Timur Tengah. Setiap langkah impian itu mulai saya rencanakan dengan penuh antusiasme. Namun, ketika saya berbagi impian tersebut kepada orang tua, harapan saya terhalang oleh dinding kendala yang bernama ekonomi dan jarak yang sangat jauh. Orang tua saya, dengan penuh kekhawatiran, tidak dapat memberikan restu mereka karena menyadari tantangan finansial yang kami hadapi dan juga jarak yang begitu memisahkan kami.

Tidak bisa dipungkiri, momen itu adalah titik balik dalam perjalanan hidup saya. Saya harus memilih antara mempertahankan impian saya dan menghadapi kenyataan yang keras atau memutar haluan dan mencari jalur lain yang lebih dapat diakses secara finansial.
Saya tidak ingin kuliah tapi saya ingin melanjutkan pendidikan pesantren ke Lirboyo. Namun alhasil orang tua menyarankan untuk kuliah di surabaya.

Meskipun begitu, keputusan itu tidak terlepas dari perbandingan yang tidak menguntungkan dengan saudara saya yang sudah melangkah jauh di jalur pendidikan. Rasanya seperti saya harus membuktikan sesuatu, kepada diri sendiri dan kepada orang-orang di sekitar saya. Dengan hati yang teguh, saya menerima tantangan dan memulai perjalanan pendidikan saya di Surabaya. Itu adalah awal dari perjalanan yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.

Untuk membiayai pendidikan saya dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, saya memutuskan untuk mencari pekerjaan.

Di balik segala perjuangan dan kerja keras itu, ada doa dan dukungan tak tergantikan dari orang tua dan kakak saya. Mereka adalah pilar yang memberi saya kekuatan dan inspirasi dalam setiap langkah yang saya ambil. Tanpa mereka, mungkin saya tidak akan pernah sampai pada titik ini dalam hidup saya.