
Kisah Sejarah Shinshe Lo Ban Teng: Guru Kungfu dan Tabib Legendaris di Indonesia, pembawa aliran Kungfu Wu Zu Quan di Indonesia. Berikut ini dikisahkan Javacript :
Lo Ban Teng adalah sosok legendaris yang dikenal sebagai guru besar seni bela diri Wu Zu Quan dan tabib tradisional di Indonesia. Ia juga dikenang sebagai pencipta minyak gosok legendaris yang masih digunakan hingga kini. Kisah hidupnya mencerminkan dedikasi, kerja keras, dan pengabdian, baik dalam seni bela diri maupun pengobatan tradisional. Berikut adalah narasi lengkap tentang perjalanan hidupnya.
—
Kelahiran dan Latar Belakang Awal
Lo Ban Teng lahir pada 1 bulan keenam tahun 2437 (1886) di Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, provinsi Hok-kian, Tiongkok. Ayahnya, Lo Ka Liong, berasal dari Eng-teng dan memiliki toko arak bernama “Kim Oen Hap”. Lo Ban Teng tumbuh dalam lingkungan yang sangat menghargai kesehatan dan kebijaksanaan, di mana ia diajarkan nilai-nilai kerja keras dan kejujuran.
—
Perjalanan ke Indonesia
Pada usia 17 tahun, sekitar tahun 1903, Lo Ban Teng pertama kali dikirim ke Indonesia oleh ayahnya untuk tinggal bersama keluarga misannya di Semarang. Namun, ia hanya bertahan tujuh bulan sebelum kembali ke Tiongkok. Pada usia 19 tahun, ia menikah dengan Lie Hong Lan dari Eng-Teng dan memiliki seorang putri bernama Lo Lee Hoa serta seorang anak angkat bernama Lo Siauw Eng.
Pada tahun 1927, Lo Ban Teng kembali ke Semarang, kali ini membawa serta kemenakannya, Lim Tjoei Kang, untuk memperkenalkan seni bela diri tradisional Tiongkok di Indonesia. Ia menetap di Indonesia dan mulai mengajarkan seni bela diri sambil memperkenalkan ilmu pengobatan tradisional.
—
Pengenalan Kungfu Wu Zu Quan
Lo Ban Teng adalah murid dari Yoe Tjoen Gan, salah satu murid terbaik dari Tjoa Giok Beng, pemimpin cabang silat Siauw Lim Ho Yang Pay. Setelah gurunya meninggal, Lo Ban Teng mewarisi kitab ilmu silat dan buku resep obat tradisional, yang menjadi dasar dari pengajaran dan praktik pengobatannya di Indonesia.
Ia memperkenalkan Wu Zu Quan (五祖拳) atau “Tinju Lima Leluhur” di Indonesia, sebuah aliran kungfu yang memadukan lima gaya seni bela diri tradisional:
1. Shaolin (kekuatan fisik dan stamina).
2. Taizu (postur tubuh stabil dan serangan presisi).
3. Lohan (teknik pernapasan dan keseimbangan energi).
4. Baihe (gerakan cepat dan anggun seperti burung bangau).
5. Xingyi (kekuatan dalam dan gerakan eksplosif).
Wu Zu Quan yang diajarkan oleh Lo Ban Teng tidak hanya tentang teknik bertarung, tetapi juga tentang filosofi hidup, moral, dan kesehatan. Ia dikenal dengan julukan Pek Bin Kim Kong (Malaikat Berwajah Putih) karena ketegasannya dalam mengajarkan nilai-nilai hidup kepada murid-muridnya.
—
Menjadi Guru Kungfu Legendaris
Setelah kembali ke Indonesia, Lo Ban Teng menikah dengan Go Bin Nio, istri keduanya, dan dikaruniai 12 anak. Anak-anaknya antara lain:
1. Lo Siauw Hong
2. Lo Siauw Gok
3. Lo Siauw Bok
4. Lo Siauw Tiauw
5. Lo Siauw Loan
6. Lo Siauw Gim
7. Lo Siauw Tjoen
8. Lo Siauw Ling
9. Lo Siauw Tjiok
10. Lo Siauw Tjioe
11. Lo Siauw Koan
12. Lo Siauw Nyo
Pada tahun 1938, Lo Ban Teng pindah ke Jakarta dan tinggal bersama tabib terkenal Lo Boen Lioe di Kongsi Besar. Ia terus mengembangkan perguruan kungfu dan menyebarkan aliran Wu Zu Quan, yang diterima dengan baik oleh masyarakat lokal dan Tionghoa di Indonesia.
—
Minyak Gosok dan Arak Obat Legendaris
Selain sebagai guru kungfu, Lo Ban Teng juga dikenal sebagai tabib (shinshe) yang menciptakan minyak gosok dan arak obat yang ampuh untuk mengobati nyeri otot, sendi, dan cedera akibat latihan kungfu. Resep ini diwariskan dari tradisi keluarganya di Tiongkok dan disempurnakan menggunakan bahan-bahan lokal.
Minyak gosok ini menjadi sangat populer, digunakan oleh praktisi seni bela diri maupun masyarakat umum. Hingga kini, produk seperti “Lo Ban Teng Obat Gosok” masih diproduksi dan menjadi simbol warisan ilmu pengobatan tradisionalnya.
—
Warisan dan Akhir Hayat
Lo Ban Teng meninggal pada 27 Juli 1958 dalam usia 72 tahun. Warisannya diteruskan oleh anak-anaknya, terutama Lo Siauw Gok, yang melanjutkan tradisi perguruan Wu Zu Quan. Keluarga Lo Ban Teng sebagian besar tinggal di kawasan Tangerang dan terus menjaga tradisi seni bela diri serta pengobatan tradisional.
Hingga kini, nama Lo Ban Teng dikenang sebagai salah satu tokoh yang memperkenalkan seni bela diri Tiongkok ke Indonesia dan menciptakan pengobatan tradisional yang legendaris. Warisannya tetap hidup, menginspirasi generasi penerus seni bela diri dan pengobatan tradisional.