Kisah Santri Tidak Naik Kelas ( Kini jadi Penulis Buku Petuah Muballigh Pinggiran )

Oleh : Yahya Aziz


Beberapa hari yang lalu ada wali santri datang ke rumah gelisah karena anaknya selalu duduk di kelas bawah dengan abjad ( O, P, Q, R, S ), belum pernah duduk di kelas atas ( B,C,D,E,F) Bahkan ada wali santri yang anak nya seperiode dengan anak kami di Gontor 4 Banyuwangi, dipindah Gontor 3 Kediri masih kelas 4, tidak naik kelas dua kali. Orang tua ini sedih, dibawa pulang untuk meneruskan sekolah di luar, padahal anak nya masih ingin tetap di Gontor walaupun tidak naik kelas.
Masalah rangking kelas B – Z jangan dipersoalkan, naik kelas di Gontor itu sudah luar biasa, mengapa ? Ya persaingan sangat ketat antar santri untuk naik kelas. Dan itu hanya terjadi di Gontor, NILAI MURNI tidak ada NILAI KATROL, tidak ada UJIAN ULANG, tidak ada JUAL BELI NILAI. Dan itulah PENDIDIKAN di Gontor, untuk meraih derajat NAIK KELAS butuh konsentrasi belajar, butuh perjuangan doa. Dalam bahasa saya berdarah darah dan berjibaku belajar pagi siang sore malam di bulan rajab sya’ban dan tersenyum manis bahagia di bulan syawwal : NAIK KELAS dengan semangat baru, buku baru.
Bagi santri yang tidak naik kelas, itulah ujian mental bagi santri dan wali santri. Bagi santri yang tidak naik kelas dan tidak kembali ke pondok dan orang tuanya tidak memotivasi untuk kembali ke pondok, itulah santri dan wali santri yang BELUM TERUJI mentalnya.
Mereka lupa ketika masuk Gontor di pintu gerbang ada tulisan besar KE GONTOR APA YANG KAU CARI ? di Gontor bukan mencari kelas, di Gontor bukan mencari selembar kertas ijazah. Tapi PENDIDIKAN.
Tidak naik kelas di Gontor bukan tabu, sudah biasa. Santri yang naik kelas kembali ke pondok itu BIASA, tapi bagi santri yang tidak naik kelas dan mau kembali ke pondok itu baru LUAR BIASA. Di Gontor tidak ada istilah tidak naik kelas, tapi KESUKSESAN YANG TERTUNDA.
Dan wali santri yang sabar, ridlo, dan ikhlas dengan keputusan pondok, serta memotivasi anak nya untuk semangat belajar lagi itulah WALI SANTRI PILIHAN DAN PEMENANG KEHIDUPAN, lihat tulisan sederhana kami pengalaman spiritual wali santri 1, 2 yang dimuat kemarin di menaramadinah.com.
KISAH SANTRI SUKSES YANG DULU PERNAH TIDAK NAIK KELAS.
Alhamdulillah kemarin saya bisa wawancara dengan salah satu alumni yang dulu pernah tidak naik kelas, sekarang sukses sebagai penulis buku, guru ngaji, pengajar di beberapa perguruan tinggi, pendakwah di berbagai media dan aktivis di salah satu organisasi kemasyarakatan.
Dia adalah Arif Hidayat ( AH )konsulat Lampung, alumni 2008. Beliau termasuk santri yang sukses sekarang, padahal 16 tahun yang lalu pernah tidak naik kelas dari 3 intensif ke kelas 5. Benar benar diuji mentalnya. Beruntung orang tuanya memotivasi untuk belajar kembali ke pondok. Ujian MENTAL bagi santri yang tidak naik kelas adalah :
1. Ada perasaan malu dihadapan teman teman nya.
2. Merasa berdosa terhadap orang tua.
3. Merasa tidak nyaman sama teman teman nya yang dulu teman sekelas, sekarang menjadi pengurus ( mudabbir). Apabila dia melanggar, maka teman sekelas dulu yang menghukum nya.
Peristiwa tidak naik kelas inilah yang memacu AH, untuk lebih giat rajin belajar agar tahun depan naik kelas. Alhamdulillah tahun depan nya lancar sampai lulus kelas 6, dan mengabdi di PLMPM, melanjutkan S 1 U M Y dan S 2 UIN wali songo beberapa bulan yang lalu dinyatakan lulus.
Ketika kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, AH merasa belum puas dengan ilmu yang didapat dari Gontor, maka beliau tabarukan KULIAH SAMBIL NGAJI KITAB KUNING di pesantren Krapyak Yogyakarta milik almarhum KH.Ali Maksum. Nampaknya beliau meneladani almarhum Kyai Hasyim Muzadi, habis dari Gontor belajar ke pondok pesantren salaf (langitan Tuban, Sarang Rembang dan ngaji di Bah Kyai Shidiq Jember)
Merasa kurang puas dalam mengaji kitab kuning dan kuliah di UMY, beliau belajar menulis kepada aktivis N U Yogyakarta. Guru pelajaran menulis beliau adalah :
1. Mas Gugun Elguyami, aktivis LBH PWNU Jogyakarta
2. Mas Muhammad AS pemimpin redaksi majalah BANGKIT PWNU Jogyakarta.
Alhamdulillah buku beliau PETUAH MUBALLIGH PINGGIRAN telah terbit. Dan beliau sekarang aktif di organisasi Muhammadiyah. Menjadi ketua lembaga keuangan syariah milik pimpinan daerah Muhammadiyah dan ketua cabang pemuda Muhammadiyah kota Tegal.
Siapa sangka Ustadz Arif Hidayat dulu 16 tahun yang lalu PERNAH TIDAK NAIK KELAS di K M I Gontor sekarang bermanfaat bagi masyarakat sebagai penulis buku, pendakwah di berbagai media kota Tegal sekitarnya, mengajar di beberapa perguruan tinggi serta guru mengaji di rumah nya. Beliau termasuk alumni yang berprinsip seperti gontor BERDIRI DI ATAS DAN UNTUK SEMUA GOLONGAN.
Dakwah beliau diterima di segala lapisan masyarakat baik’ NU maupun Muhammadiyah.
Benar kata kyai Syukri Zarkasyi dalam setiap pidatonya : Jangan lihat sekarang anda sebagai tukang sapu asrama, anggota BERLIN (Kebersihan Lingkungan) pondok, Santri yang tidak pernah naik kelas jika kami ridlo lihat lah 15-20 tahun kedepan…Ilmumu berguna dan bermanfaat bagi ummat. Allahu Akbar…!
SAMI’NA WATHO’NA YA KYAI….

Y A : Wali santri Gontor Ponorogo dan Lirboyo Kediri. Penulis buku Taubatnya Peselingkuh