Oleh :Musthofa Zuhri
Saya membaca kata hikmah yang menurut pandangan sementara cukup menarik. Entah siapa yang menulis kata kata itu. Yang pasti ia teramat piawai dalam merangkai kalimat dari kata per kata.
Satu contoh, sang ahli hikmah berujar begini “Always do your best, and let God do next”
Teks diatas kurang lebih maknanya adalah “Lakukan yang terbaik dan serahkan sisanya kepada Tuhan” begitu kira kira.
Saya jadi teringat ada seorang ustad gaul yang berceramah mengurai tentang taqdir dan ihtiar.
Sang ustadz gaul itu mengatakan usaha, doa dan taqdir adalah satu kesatuan, satu paket antara ketiganya tak boleh dipisahkan.
Dalam islam, ujar sang ustadz gaul, konsep ikhtiar, doa dan tawakal adalah sesuatu yg penting dalam menjumput taqdir, karena Tuhan tak kan merubah taqdir seseorang tanpa ia bekerja keras untuk merubah dirinya. Kerja keras adalah kuncinya” demikian kata kata ustadz waktu itu
Yang perlu di garis bawahi”kata ustadz, hal hal diatas bisa diraih memerlukan pranata etis dan prilaku yg memagari suasana itu, jika tidak, kehancuranlah yang menghantarkan jurang kehampaan dus kehinaan” ujar sang ustadz sambil mengusap raut mukanya dengan tisu.
“Dengarlah.l!!
Akan kehilangan segalanya saat kau dan aku tidak memiliki perangai yang baik maka hilanglah nilai yang kau punya..” kalau bahasa kid jaman now “when you lost your attitude you lost everything” ungkap sang ustadz dengan diksi dan intonasi bahasa inggris yg lumayan fasih, ”
Meskipun kita menghadapi orang yang tak kita suka sekalipun, dibutuhkan tata cara dan prilaku etis yg baik “sang ustadz agak sedikit menukik
“To practice patience, an enemy is the best teacher bukankah “Musuh akan menjadi guru terbaik saat kita ingin tahu seberapa besar kesabaran kita” ??”dan takdirlah yang akan menentukan kebanggan dan sebuah kehormatan” Tandasnya
Sehingga Menjumput taqdir, dengan ihtiar, doa dan tawakkal adalah keniscayaan. Karena hal itu akan mengantar sebuah kehormatan”
Dan untuk itu “Lakukan terbaik, selebihnya serahkan pada Tuhan “Always do your best, and let God do next”
Demikian, kata sang ustadz. Aku hanya bisa manggut – manggut saja ketika mendengar petuah nya.
Selamat beraktifitas !