Biografi KH. Ibrahim Thoyib Pendiri Pondok Wali Songo Ngabar Ponorogo.

Oleh : Marsi Nur Savira dkk

Tulisan ini merupakan tugas narasi BOIGRAFI TOKOH AGAMA Indonesia mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing langsung oleh : Bapak Yahya Aziz Dosen PUAUD FTK UINSA
Nama-Nama Kelompok kami :
1.MARSI NUR SAVIRA (06030925104)
2.SITI SETYANINGSIH (06030925103)
3.RINA NUR CHIKMAH (06030925098)
4.EKA ANDRIYANTI (06030925102)
5.WINANDA WULANDARI (06030925094)
6.SITI FADILAH SALSABILA (06030925101)
7.SALWA NUR LAILIYAH (06030925099)
8.Nidia Ulmariah Al Ulya
(06040925105)

✨BIOGRAFI KH. IBRAHIM THOYYIB ✨

“Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo”

KH. Ibrahim Thoyyib lahir pada 12 Mei 1925 di Desa Ngabar, Kabupaten Ponorogo, dari keluarga ulama terhormat yang dikenal memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan dan dakwah Islam. Beliau merupakan putra dari KH. Muhammad Thoyyib, seorang ulama kharismatik dan perintis dakwah Islam di wilayah Ngabar sejak tahun 1920-an. Sejak kecil, KH. Ibrahim tumbuh dalam lingkungan religius yang menanamkan nilai keikhlasan, kedisiplinan, dan semangat pengabdian kepada Allah SWT.

Pendidikan agama pertamanya beliau peroleh dari ayahandanya sendiri di Langgar Blok Kidul, surau sederhana yang menjadi tempat belajar dasar-dasar Islam, membaca Al-Qur’an, dan menghafal doa-doa. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya ke berbagai pesantren di Jawa Timur untuk memperdalam ilmu tafsir, fiqih, dan tasawuf dari para ulama besar. Dalam masa pengembaraan ilmunya, KH. Ibrahim dikenal sebagai santri yang tawadhu‘, tekun, dan bersemangat tinggi dalam mencari ridha Allah SWT.

Sekembalinya ke tanah kelahiran, beliau membawa visi besar untuk melanjutkan perjuangan ayahandanya di bidang pendidikan Islam. Bersama dua saudaranya, “KH. Ahmad Thoyyib” dan “KH. Ishaq Thoyyib”, beliau mendirikan “”Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar” pada “4 April 1961”. Dalam pengelolaan pesantren, KH. Ibrahim berperan penting sebagai pengajar, pembimbing santri, dan penggerak masyarakat sekitar. Di bawah bimbingannya, pesantren berkembang pesat menjadi lembaga pendidikan Islam yang dikenal luas di Ponorogo.

KH. Ibrahim Thoyyib dikenal sebagai sosok ulama yang sederhana, disiplin, dan bijaksana. Beliau meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari dan menanamkannya kepada santri-santrinya. Selain mengajar, beliau aktif berdakwah di masyarakat melalui pengajian dan majelis ilmu, serta menjadi tempat bertanya bagi masyarakat dalam berbagai persoalan agama dan sosial. Sikapnya yang lembut namun tegas membuatnya dihormati oleh banyak kalangan.

Beliau wafat pada tanggal 5 Mei 2001/12 Shafar 1422 H, tepatnya pukul 20.45 WIB pada usia 76 tahun) di Kompleks pemakaman Pondok Pesantren Wali Songo, Ngabar, Ponorogo, Jawa Timur dalam keadaan husnul khatimah, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar pesantren dan masyarakat. Namun, perjuangan dan warisan nilainya tetap hidup melalui generasi penerusnya. “Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar” hingga kini terus berkembang sebagai pusat pendidikan Islam yang mencetak generasi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia — sesuai cita-cita luhur KH. Ibrahim Thoyyib dan para pendirinya.

Referensi :

1. Arsip Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar. (1961–1990). Dokumentasi Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar. Ponorogo: PPWS Press.
2. Departemen Agama RI. (2005). Sejarah Perkembangan Pesantren di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.
3. Tim Penyusun. (2025). Biografi Tokoh Ulama Ponorogo. Ponorogo: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo.