*Indahnya Saling Mencintai*

 

Prof. Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS

Tidak akan kehabisan bahan untuk mencari alasan tidak senang apabila memang tidak suka. Demikian sebaliknya tidak akan kekurangan bahan untuk mencari alasan senang apabila memang suka. Sebenarnya sikap seperti ini sering berlebihan sehingga bisa menabrak larangan tidak obyektif dan yang berperan dominan aspek subyektifitas personal. Hal ini sangat rentan terhadap prinsip bersikap fair dan adil dalam memberikan keputusan penilaian pada seseorang yang dihadapi. Setiap diri kita selalu ada prespektif positif dan negatifnya. Idealnya sesama manusia adalah bersaudara dan saling mencintai.

Ada referensi yang kuat yakni QS Al-Baqarah (2:213);
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَأَرْسَلَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ ۖ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ ۚ وَلَمْ يَخْتَلِفْ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ۗ وَاللَّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
*Terjemahan:*
“Manusia itu dahulunya satu umat (satu agama), kemudian Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi Kitab setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman terhadap apa yang mereka perselisihkan tentang kebenaran dengan izin-Nya. Dan Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.”

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia pada awalnya memiliki satu agama dan satu tujuan, namun kemudian mereka berbeda pendapat dan berselisih karena kedengkian dan kesombongan. Allah SWT kemudian mengutus para nabi dan menurunkan kitab-kitab suci untuk memberi petunjuk dan membimbing manusia ke jalan yang benar (Meta AI, 2025).

Memang rasa dalam merespon seseorang itu bisa ada dua macam yang saling berlawanan yakni suka atau tidak suka. Penentuan dan pemilihan sikap dari dua rasa yang berlawan tersebut adalah bergantung pada hasil proses informasi dalam diri manusia. Secara umum, bila hasil proses informasi tersebut menyatakan baik maka segera diinfokan pada bagian yang menyatakan sikap rasa, normalnya suka atau senang. Demikian sebaliknya apabila hasilnya menyatakan buruk atau tidak baik maka akan disikapi tidak suka atau tidak senang.

Betapapun kecilnya bila ada rasa tidak suka kepada seseorang, sebaiknya segera kita sadari harus dikurangi ketidak sukaan tersebut syukur bisa ditiadakan. Hal ini sangat mungkin bisa dilakukan, apabila sesama kita bisa menyadari bahwa kita manusia berawal dari umat yang satu. Perihal ini rupanya menjadi kunci yang mendasar untuk bisa saling mencintai diantara kita, tidak pandang pembeda agama, ras, warna kulit dst. Mari kita upayakan sedemikian rupa, sehingga kita bisa membangun persaudaan yang kuat seperti dalam semboyan Bhinneka Tunggal Eka.

Semoga manfaat barokah slamet aamiin.

Surabaya, 23 Dzul Qo’dah 1446 / 21 Mei 2025
m.mustain