
Oleh : Prof. Machmud Mustain Guru Besar ITS Surabaya.
Ketika saya pamit mbah saya untuk mulai ngajar di ITS tahun 1989, beliau membekali yang berbunyi,
*Mulang iku masio dibayar ojo lali tetep ono unsur ikhlas senajan sak ithik*
Mengajar itu meskipun dibayar tetep jangan lupa ada niat yang ikhlash meskipun sedikit.
Pesan tersebut saya analogkan/kiyaskan dengan kegiatan haji atau umroh. Meskipun kita juga bisa menikmasi dengan nuansa rekreasi di tanah suci, tetapi jangan lupa tetap utamakan niat yang ikhlas untuk beribadah.
Ada hadits yang memberikan status pada orang yang telah melaksanakan haji, yakni
“فمن حج البيت فلم يرفث ولم يفسق رجع كيوم ولدته أمه”
“Barangsiapa yang menunaikan haji ke Baitullah (Ka’bah) lalu tidak berkata-kata kotor dan tidak berbuat kefasikan, maka ia kembali (dari haji) seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya (yakni bersih dari dosa).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menekankan pentingnya menjaga kesucian dan ketaatan selama melaksanakan ibadah haji.
Adapun hadits untuk status yang umroh saja adalah sebagai berikut,
“العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما”
“Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menekankan pentingnya melaksanakan umrah secara berkala sebagai sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan kualitas spiritual.
Setelah pulang dari haji atau umroh, seseorang diharapkan dapat menggunakan pedoman berikut (Sumber Meta AI).
Mengamalkan Ilmu dan Pengalaman
1. Mengamalkan ilmu danp pengalaman yang diperoleh selama ibadah
2. Meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak sehari-hari
Berbagi Pengalaman
1. Berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan keluarga dan masyarakat
2. Menjadi contoh dan motivasi bagi orang lain
Terus Beribadah
1. Terus melakukan ibadah dan amal saleh
2. Menjaga hubungan dengan Allah dan sesama manusia
Dengan demikian, haji atau umroh dapat menjadi titik awal untuk meningkatkan kualitas spiritual dan kehidupan sehari-hari.
Alhasil, bagi kita yang diberi kesempatan haji atau umroh maka berarti kita mendapat kesempatan untuk meningkatkan level kita di hadapan Allah SWT melalu perbaikan ibadah. Dengan demikian mari kita manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, standarnya amalan sholat, kita tingkatkan dengan jamaah maktubah di masjid atau musholla.
Semoga manfaat barokah slamet aamiin.
Surabaya, 22 Syawal 1446 atau 20 April 2025
m.mustain