BLITAR – Janji Calon Gubernur Jawa Timur (Cagub) nomor urut 3 Tri Rismaharini kalau dia jadi Gubernur Jawa Timur akan meningkatkan kesejahteraan guru hingga ustaz. Janji ini disampai Risma saat berkunjung ke Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam, pesantren milik Kakek Gus Iqdam di Matenan, Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, Blitar, Minggu (29/9/2024).
Dalam kesempatan ini, Risma juga mendengarkan keluhan dari pengurus pesantren soal masalah kesejahteraan guru, pengajar, ustaz hingga siswa yang mengalami keterbatasan fasilitas.
Pengurus pesantren KH R Mashadi Prawiranegara mengungkapkan, banyak pengajar di pesantren ini mengabdi tanpa penghasilan layak.
“Bu Risma, saya sering ditagih oleh guru-guru MA (Madrasah Aliyah). Gaji mereka saat ini hanya sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per bulan, buat beli sabun saja tidak cukup,” ujar Gus Hadi, sapaan akrabnya sambil tersenyum.
Menurutnya, para pengajar di pesantren selama ini hanya mengandalkan semangat dalam mengajar, meskipun kesejahteraan mereka masih belum terpenuhi secara memadai.
“Dulu, kekurangan ini masih bisa ditutupi karena mereka punya penghasilan tambahan dari pertanian,” tambahnya.
Mantan Walikota Surabaya itu pun merespons keluhan tersebut. Ia menyatakan keprihatinannya atas minimnya perhatian pemerintah terhadap pondok pesantren, meskipun lembaga ini memiliki peran strategis dalam membentuk generasi muda yang bermoral dan berkarakter.
“Saya prihatin sekali,” ungkap Risma.
“Saya bertemu banyak pengajar yang mengeluhkan kondisi mereka. Ada yang terlilit utang dan berharap mendapatkan tunjangan lagi,” ibu Risma.
Berdasarkan pengalaman ini, Risma berkomitmen untuk menggratiskan biaya pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan pengajar.
Risma menegaskan, ia telah memiliki data dan telah menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan komitmen tersebut.
Sementara itu, Risma yang terbilang masih kerabat dari Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam mendapat sambutan hangat dari pimpinan pesantren, di antaranya KH M Dliya’uddin Azzam Zami, Nyai Hj Dewi Umamah, Nyai Hj Lia Hikmatul Maula, dan Agus H. M. Shodiqi Basthul Birri.*Imam Kusnin Ahmad*