Jangan Intervensi PKB

Catatan Arif Banyuwangi.

Heboh Pemberitaan Media Nasional yang mengutip Pernyataan Sekjen PBNU H.Saifullah Yusuf bahwa PBNU akan ” Mengambil alih ” PKB.Kata Mengambil alih ini secara sederhana dapat dimaknai bahwa PBNU akan Mengambil Kendali Kepemimpinan PKB dari Kepengurusan saat ini.

Terlepas apapun Motivasi PBNU dan alasan apapun yang melingkupinya,Fakta yang terjadi adalah Bahwa dibawah Kepemimpinan Muhaimin Iskandar,PKB Mengalami Peningkatan Suara dan Raihan Kursi untuk DPR RI secara Signifikan.PKB meraih suara sebanyak 16.115.655 atau 10,62 persen. Perolehan pada Pemilu 2024 ini, PKB naik sebanyak 0,93 persen dari Pemilu 2019 lalu yang meraih 13.570.097 atau 9.69 persen.Ini Tentu capaian yang luar biasa dan harus diapresiasi.

Yang menarik dari raihan suara PKB adalah Kemenangan PKB di berbagai wilayah yang Notabene NU sendiri terlihat kurang mewarnai di Daerah tersebut.Kabupaten Bandung misalnya.di Kabupaten ini PKB Merajai dengan meraih Suara terbesar dengan raihan 447.466 dari 2.119.852 total suara sah yang diperoleh semua partai politik pada Pemilu 2024.Otomatis Jabatan Prestisius Kursi Ketua DPRD ada dalam Genggaman.

Awal Kepengurusan PBNU terbentuk dimana Gus Yahya Cholil Staquf terpilih menjadi Ketua Umum dan Saifullah Yusuf sebagai Sekjen,Saya sangat bahagia Ketika Sang Ketua Umum dalam berbagai Statement yang Beliau lontarkan memberi penegasan bahwa NU akan berdiri diatas semua Golongan termasuk Partai Politik.

Tanpa Mengingkari Sisi historis kelahiran PKB yang dibidani oleh Tokoh Tokoh Besar NU,Gus Yahya menegaskan bahwa Kepentingan NU harus dinomor satukan daripada Kepentingan Politik.Penegasan Beliau saat itu Sangat membanggakan.

Bahwa PKB lahir dibidani Oleh Tokoh NU termasuk Ayahanda Gus Yahya sendiri,tentu tak ada yang membantahnya.Akan tetapi harus diingat bahwa Suara Warga NU tersebar merata di setiap Partai Politik dan Saya sangat memahami mengapa Gus Yahya pada saat itu mengambil langkah untuk menjaga jarak yang sama dengan setiap Partai Politik termasuk PKB.

Saya Sama sekali Tak mengenal Muhaimin Iskandar dan Tidak ada Urusan Saya dengan Muhaimin.Tapi Jujur,Hati Kecil Saya masih Sayang PKB Terlepas siapapun Nakhoda Partai ini.Apa yang telah diraih oleh PKB dalam Pemilu Kemarin jelas sebuah Prestasi membanggakan.

Partai Kaum Bersarung ini mampu mengarungi Ombak dan Bahtera yang Dahsyat dalam Pemilu kemarin dimana Partai Partai Politik wajib bermain Pragmatis agar Kapalnya tak karam di tengah jalan.Langkah Muhaimin saat itu yang bersedia bergandeng tangan dengan Anies Baswedan Saya fahami adalah Upayanya untuk menjaga PKB agar mampu Bertarung di Daerah Daerah yang ” Asing” bahkan NU sendiri tak menjadi warna Dominan disana.Dan Langkah Muhaimin ini terbukti tepat.Ijtihad Politiknya dengan bersedia digandeng sebagai Pasangan Anies Baswedan dalam Pilpres kemarin menjadi Efek Utama dari Naiknya suara PKB di Daerah Daerah yang bukan menjadi Basis Utamanya.

Haqqul Yaqin,Andai PKB saat ini dipegang Oleh Gus Yahya atau H.Saifullah Yusuf Sekalipun,Belum tentu pula PKB akan mampu meraih Suara Sebesar saat ini dan Meningkatnya Jumlah Kursi DPR RI secara amat signifikan.Dalam Permainan Politik,Muhaimin Saya nilai Jauh lebih Lihai daripada Gus Yahya atau Saifullah Yusuf.Masih Ingat Pemilu Tempo Dulu dimana Rhoma Irama hingga Mahfudh MD bersedia kembali masuk ke dalam PKB ? Keberadaan Rhoma Irama dan Mahfudh MD dan Sederet nama Besar lain saat itu terbukti turut menjadi Pendorong dari Naiknya Suara PKB dan PKB mampu survive pada saat itu dimana Banyak Pengamat memprediksi bahwa PKB akan Terlikuidasi setelah Mengalami Konflik Politik yang berkepanjangan.Terlepas seusai Pemilu Kemudian Rhoma Irama merasa di ” Kadali ” karena PKB ternyata tak mendukungnya berlaga dalam Kancah Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden,itulah Realitas Politik ! Bahwa Politik adalah Seni.Seni Meraih Kekuasaan dan Seni bagaimana Meraih suara agar tetap Survive dan Jaya.Muhaimin adalah Sosok Seniman Politik Sejati.Sosok yang mengingatkan Saya pada Kisah Sahabat Nabi bernama Amr Bin Ash.Amr Bin Ash adalah Seniman Politik Sejati.Ia mampu membuat Seorang Sahabat Besar Nabi bernama Abu Musa Al Asy’ari terjengkang dari Permainan Politik kala Terjadi Peristiwa Tahkim.Tentu tak perlu Saya tulis kembali Sejarah Peristiwa Tahkim ini karena telah banyak Tulisan mengenai hal tersebut

Sudahlah…NU Konsen Saja pada Urusan Keumatan dan Biarkan Politik menjadi Arena Permainan PKB.