Platform digital dunia pendidikan penting, DPR RI Fraksi Golkar H. Muhamad Nur Purnamasidi: Membangun Karakter peserta didik jauh lebih penting.

Jakarta, menaramadinah.com.-Dalam Forum Transforming Education Summit, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), Mendikbudristek RI Mas Nadiem menjadi pembicara pada sesi “Digital Learning and Transformation” yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Kota New York, Amerika Serikat.

Pada kesempatan itu mas Nadiem mendapatkan apresiasi positif terkait transformasi pendidikan Indonesia yang progresif melalui konsepsi merdeka belajar.

Kebutuhan guru dan peserta didik menjadi akar dari kebijakan teknologi pendidikan di Indonesia.

“Berbagai perubahan dilakukan dengan berfokus pada peserta didik dengan mengasah kemampuan berpikir kritis serta bertumpu pada pemecahan masalah ” ungkap Nadiem.

Capaian prestasi itu juga diungkapkan pada kesempatan Raker Dengan Komisi X DPR RI, di Ruang Rapat Gd Nusantara I Senayan, Jakarta Senin (26/9/2022).

Mas Nadiem memaparkan berbagai gagasan bernas terkait transformasi pendidikan yang telah dilakukan dengan 400 “tim bayangan.”

“Dalam Platform Kampus Merdeka telah terdapat riset independen, yang sudah diakses 724.000 mahasiswa, berbagai platform pelatihan teknologi, program kampus mengajar bagi mahaiswa di daerah kategori 3 T (Terdepan, Tertingal, Terluar), terdapat 2,7 ribu mitra dunia usaha dan industri untuk mendukung program mahasiswa magang di luar kampus.

Selain itu, sudah terdapat 216 ribu sekolah yang bisa mengakses berbagai konten platform digital. Juga sebanyak 836 ribu laptop dibagikan kepada satuan pendidikan untuk dapat mengakses platform digital Pendidikan.” Tandasnya.

Menanggapi data yang disampaikan mas menteri, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar H. Muhamad Nur Purnamasidi memberikan beberapa catatan evaluasi karena data dan angka-angka yang disebutkan tidak selalu linier, belum memberikan multiplier effect signifikan dengan realitas yang terjadi di lapangan.

“Secara obyektif, berbagai progres dan terobosan ke arah kemajuan tentu kita apresiasi. Sebuah lompatan kebijakan yang strategis serta visioner kaitannya dengan mempersiapkan SDM yang berkualitas serta Berdaya saing khususnya dalam menyongsong bonus demografi 2030 dan Indonesia emas 2045.” Terangnya.

Di balik capaian kinerja serta prestasi yang diraih, di sisi lain terdapat hal mendasar serta substansial yang masih menjadi keprihatinan bersama. Diantaranya terkait formasi dan rekrutmen 1 juta ASN guru PPPK, Gaduhnya RUU Sisdiknas yang terkesan nir partisipasi publik yang akhirnya gagal, tidak masuk Prolegnas 2023.

“Merdeka belajar yang sudah mencapai 22 episode, tetapi roadmap peta jalan pendidikan belum juga dinarasikan, apalagi dieksplorasi secara ditail serta mendalam. Tentu ini sebuah ironi seolah berbagai perubahan yang dilakukan lebih didasarkan pada pragmatisme dan berjangka pendek semata.

Belum sepenuhnya menjadikan Paradigma pendidikan secara holistik sebagai pondasi serta operasionalisasi kebijakan. Imbuh Politisi Senayan dari Dapil Jawa Timur IV Jember Lumajang yang juga fungsionaris DPP Ormas MKGR.

“Mas Menteri boleh berbangga dengan paparan yang disampaikan di forum PBB terkait capaian progres platform digital dunia pendidikan, tetapi secara faktual, kondisi obyektif dunia pendidikan kita masih menyisakan berbagai persoalan krusial.

Bila tidak segera di respon secara cepat dan tepat, ke depan tentu membawa konskuensi yang tidak ringan. Digitalisasi sebagai bagian kemajuan teknologi penting, tetapi membangun karakter jauh lebih penting” Pungkas Bang Pur. (Red. Alien)