Jadilah Manusia Sensibel (Ulasan Singkat Diskusi Seni Rupa Kangen Tulungagungan)

 

Oleh : Anang Prasetyo.

Suasana diskusi kesenirupaan Kangen Tulungagung

(Perupa & pembina Kompan Komunitas Padhang Njingglang, guru seni budaya SMKN 1 Boyolangu).

 

Jumat malam Sabtu 12 Agustus 2022 di Lotus Garden Tulungagung, berlangsung diskusi kesenian yang menarik. Diskusi dengan mengambil tema antara realita dan idealisme berkarya, menghadirkan 3 narasumber. Sugeng Lesung, Bu Heti Palestina Yunani (penulis senior Surabaya) dan Bu Rully (pemerhati seni UIN SATU). Diskusi dimoderatori oleh Elis Yusniyawati.

Diskusi itu sendiri demi mengiringi pembukaan pameran seni rupa (lukisan , batik, lukisan kaca dari beberapa seniman rupa. Nurali yang diminta Laksamana Muda (purn) Harry Juwono, selaku pemilik Lotus Garden, dengan didampingi ketua panitia Ki Wawan Susetya, dan Es Hadi serta Anang Prasetyo.

Dalam diskusi kesenirupaan itu, Sugeng lebih menitikberatkan pemahaman bahwa seniman harus memiliki kejujuran dan harga diri. Sementara Rully menyoroti peran UMKM yang harus terus menggeliat dengan produk, pemasaran dan manajemen.

Sementara, Heti Palestina Yunani sebagai peramu materi, lebih mengokohkan narasi dalam konteks berkesenian.

Secara bernas dan mendasar, ia menarasikan kegiatan berkesenian di Tulungagung ini dengan paparan menarik, epistemologisnya muncul secara metakognitif.
Heti demikian mampu, secara paradigmatif dan jenial mengulik kesadaran dan menggedor nurani berkesenian dan landasan karya sang seniman.

Kita, demikian Heti, harus menciptakan imajinasi di dalam rupa dan bentuk itu. Seniman juga harus mampu
menciptakan ruang lain dalam sebuah narasi yang dibangun, bahwa yg berbicara secara verbal bukan lagi senimannya.

Pertanyaannya, apakah mau berkolaborasi si seniman tersebut dengan pihak lain?

Lebih lanjut, kurator pameran Rina pelukis kaca kontemporer, istri Mikke Susanto itu menegaskan. Bahwa narasi itu pada akhirnya bisa berbicara banyak hal.

Narasi itu dalam konteks menciptakannya adalah dimana seorang pelukis harus mampu mendudukkan diri dan berada dalam suasana frontal.
Ia harus berani memasuki memasuki sebuah wilayah tegangan yg konfrontatif. Berhadapan secara dialektis dan hadir secara frontal demi memunculkan tegangan baru atau lain dalam hal berkesenian.

Adapun, tatkala menanggapi pertanyaan kepala SMPN Kedungwaru Bu Yuni, mengenai karya seni lukis anak, Heti menandaskan perlunya penciptaan ruang rupa baru berkesenian bagi anak. Mediapun bukan hanya di kanvas. Mural menjadi alternatif lain kreativitas dan media. Hal – hal Itulah yang harus dilakukan. Pada pokoknya, seniman, juga guru, harus berani memasuki wilayah baru.
Prosesi saat penciptaan sebuah karya bukan lagi teknik dan media, atau motif tertentu. Namun proses tahap awal penciptaan karya seni adalah merupakan karya itu sendiri. Itu tanggapan Heti atas pertanyaan Hadi pelukis batik pemilik batik Gayatri.

Yang dipertahankan seorang seniman adalah bentuk karyanya. Seniman harus worry. Harus punya karakter yg tetap tapi yg diciptakan adalah sesuatu yg baru.

Cara membaca karyapun juga harus lebih pintar. Tidak harus secara verbal dalam pengungkapannya. Namun, bisa membikin sistem karambol. Sebagai contoh, jika bicara lingkungan, tidak harus nampak pohon meranggas. Namun dg penampakan visual berupa mata sapi. Sehingga bisa bicara banyak hal. Pengungkapan tersebut sekali lagi tidak secara verbal.

Heti, yang menjadi team ahli Dahlan Iskan Way itu menandaskan bahwa siasat dan strategi penciptaan visual, adalah sesuatu yg harus dipakai oleh seniman.
Seniman harus cerdas dan harus memiliki cara yang smart. Seniman harus jago dalam wilayah imajinatif karena itu adalah wilayah otonom sang seniman.

Kesimpulannya , seniman harus punya brand bagi si seniman itu sendiri.

Inilah manusia yg sensibel.
Ia bisa lari kemanapun. Tarik ulur menjadi awal baik dan buruk adalah manusiawi.
Kelemahan, kesakitan, kegembiraan dan segala emosi adalah hal yg wajar, sesuatu yang lumrah, maka peluk erat biar dia hadir sebagai suatu kesadaran.

Perpindahan dari baik ke buruk atau buruk ke baik adalah karakter khas manusia.

Being is artist is away of live.
Bermain-mainlah dalam wilayah imajinasi. Itu hanya bisa dilakukan di wilayah seni.
Ciptakan Eden (surga) di wilayah dan ruang seniman sendiri.

Diskusi malam itu diselingi dengan musik keroncong Gita Nada dari Tulungagung, sehingga narasi yang terbangun adalah harmoni tak bertepi antara musik dan seni lukis karya para perupa di Tulungagung.

Kami yang mendengarkan dan menyimak, diskusi malam itu larut dalam kekhusyukan harmoni intelektual kognitif dan keselarasan jiwa terdalam. Bahkan secara spiritual, konstruk bangunan diskusi malam menjadi kesatuan yang harmonik dan melodis.
Ini bisa berlangsung, sebab Elisyus sang moderator malam itu demikian piawai mendirigen diskusi , hingga menabalkan sebuah kesadaran paripurna seorang seniman untuk terus dan aktif bertindak dalam kesatuan kosmis.
Barangkali di situlah peranan seniman yang memiliki daya sensibilitas tinggi sebagai judul tulisan ini, menjadi logis dan sebuah keniscayaan alias keharusan dalam kesadaran.
Maka, jadilah manusia , jadilah seniman yang sensibel !!!

Salam budaya

_______________
(Joglo Sendang Kamulyan art space).1382022