Meriah Gelaran Kangen Tulungagungan Pada Hari Pertama

 

Tulungagung-menaramadinah.com-Suasana di Lotus Garden Ketanon Tulungagung tadi malam nampak semarak.

Suasana pementasan musik keroncong bersama OK Gita Abadi.

Sekitar 200-an orang laki-laki dan perempuan terlihat khidmat mengikuti shof opening gelaran Kangen Tulungagungan Jumat-Minggu (12-14 Agustus) di Lotus Garden dengan agenda pameran lukisan dan batik (batik Gayatri dan SMKN 2 Boyolangu). Di hari pertama, Jumat (12/8) itu ditampilkan musik keroncong OK Gita Abadi binaan Mas Fery.

Ketua panitia Wawan Susetya (berkopiah) bersama pelukis Nur Ali dan Bapa Harry Yuwono.

Penggagas utama Kangen Tulungagungan dan sekaligus owner Lotus Garden, Laksamana Muda (purn) Harry Yuwono kepada jurnalis Menara Madinah mengatakan merasa bersyukur dan senang karena antusias warga terhadap musik keroncong masih sangat besar.

Mereka yang datang dalam acara tadi malam hampir merata antara yang senior maupun yunior.

Dalam sambutannya Bapa Harry mengapresiasi kepada 3 orang remaja Tulungagung yang sudah menunjukkan bakatnya dalam berkarya di bidang seni.

Sebut saja Riko Afifudin yang bakat mendalang dan membuat wayang kulit, sedang dua orang remaja lainnya melukis dengan media kaca dan yang lainnya membuat gamelan dan melarasnya.

Semua karya mereka pun ditampilkan dalam pameran lukisan dan batik tadi malam.

Bapa Harry berharap agar anak cucu kita kelak tidak sampai belajar keluar negeri (Eropa dan Amerika) mengenai kesenian wayang kulit dan krawitan.

Sebab banyak sekali mahasiswa luar negeri yang belajar di sini (Indonesia). “Mereka bukan membajak, tetapi belajar secara sah,” tuturnya mengingatkan.

Setidaknya dengan gelaran Kangen Tulungagungan yang dipandu Mc Ki Jlitheng Sukono dan Mbak Dewi itu diharapkan sebagai wujud “nguri-uri’ seni-budaya yang adiluhung karya para leluhur kita.

Setelah doa yang dipimpin Ustadz Anang Prasetyo dan sambutan Bapa Harry Yuwono, lalu acara dilanjutkan dengan pengguntingan pita oleh pelukis senior Tulungagung Nur Ali. Usai pengguntingan pita, pembukaan acara Kangen Tulungagungan itu ditandai pula dengan pemukulan kentongan oleh Bapa Harry dan pemukulan gong oleh Wawan Susetya selaku ketua panitia.

Setelah itu semua audience diajak untuk melihat pameran lukisan (sekitar 40-an karya) dan batik (batik Gayatri yang dikelola Setiahadi dan batik dari SMKN 2 Boyolangu).

Acara pun dilanjutkan lagi dengan musik keroncong OK Gita Abadi binaan Mas Fery. Dalam iringan musik keroncong yang lembut dan klasik itu seolah-olah mengajak para audience terkenang memori ingatan masa lalu Tulungagungan dengan keaneka-ragaman potensinya.

Selain musik keroncong, di Tulungagung juga marak kesenian tradisi seperti wayang kulit, kethoprak, jedor-kentrung, jaranan, dan sebagainya.

Beberapa lagu musik keroncong telah digelar, setelah itu ada selingan diskusi kesenirupaan dengan tema “Tantangan Dan Idealisme dalam Berkarya Seni” yang dimoderatori Elis Yusniyawati (pengajar UIN Satu) dengan tiga orang nara sumber, 1. Ruly (pengamat dari UIN Satu), 2. Hety Palestina Yunani (penulis senior Surabaya dan aktivis perempuan), 3. Sugeng Lesung (pelukis kaca).

Nampak beberapa orang terlibat aktif dalam diskusi itu sehingga suasananya menjadi hidup.

Usai diskusi, acara pun dilanjutkan dengan musik keroncong yang menampilkan beberapa orang penyanyi berbakat Tulungagung.

Selain itu juga memberi kesempatan pula kepada audience yang ingin menyumbangkan suaranya.

Sekitar jam 23.30 wib acara pun usai. Agenda selanjutnya Kangen Tulungagungan, pada hari kedua Sabtu malam (13/8) musik band dengan tetap masih pameran lukisan dan batik.

Sementara pada hari ketiga, Minggu pagi (14/8) yang rencananya akan dihadiri Bupati dan jajaran Forkompimda Tulungagung akan menampilkan reog kendhang, langen busana (Smuked Tulungagung), tari tradisional (asuhan Mas Andi) dan tari dolanan anak (asuhan Mbak Enik) dengan iringan krawitan Ngesthi Laras pimpinan Ki Handaka dan didukung pula tim dari Permata Gayatri pimpinan Mbak Reny.

Di hari ketiga itu pula rencananya akan dihidangkan makanan tradisional khas Tulungagung, antara lain kicak cenil gethuk, rujak uyub, badheg laos dan sebagainya. (WW).