Bulan Syuro Bagi Orang Jawa dan Syiah

Catatan Drs. Husnu Mufid, M.dI Alumni IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Kita sekarang memasuki bulan Syuro atau Asyuro.  Bagi suku Jawa dan orang Syiah merupakan bulan yang penuh dengan keprihatiban dan kesedihan.

 

Karena bulan Syuro bagi orang Jawa, saat terjadinya meninggalnya Sultan Agung Raja Kerajaan Mataram. Sedangkan bagi orang Syiah ternyadinya peristiwa meninggalnya Sayyid Husain cucu Rasulullah akibat dibunuh oleh Dinasti Muawiyah.

Kematian dua tokoh ini menjadikan sebuah tradisi. Dimana  orang orang Jawa tidak mengadakan acara yang sifatnya bersenang senang. Seperti tidak mengadakan hajatan kemantenan, sunatan dan sebagainya.

Demikian orang orang Syiah tidak mengadakan kegiatan yang bersifat pesta meriah. Baik pernikahan, sunatan dan sebagainya

Hal tersebut dilakukan untuk menghormati dua tokoh yang sangat dihormati. Sehingga merasa tidak pantas bergembiraria pada bulan Syuro atau Asyuro.

Sementara di dalam Al Quran dikisahkan pada  bulan Syuro merupakan bulan musibah yaitu terjadinya banjir besar di zaman Nabi Nuh, Terbelahnya Laut mearah tongkat oleh Nabi Musa, turunnya Nabi Adam dimuka bumi dan kisah lainnya.ee

Ini mununjukkan kewajaran jika ada orang yang tidak melakukan kegiatan yang hajatan  bersifat hura hura. Karena faktanya memang demikian bahwa bulan Asyuro sering terjadi musibah besar menimpa manusia.