
Kediri-menaramadinah.com-Persiapkan pemilu 2024 yang sejuk dan damai masyarakat di Kediri usung replika kitab Sutasoma pada acara peringatan dan tasyakuran Hari Kartini di Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri. Tujuannya agar pemilu mendatang tidak terjadi lagi ujaran kebencian, saling menghina atau menjelek-jelakkan.
“Pemilu 2024 memang masih agak jauh, tapi menamakan pesan moral atau pendidikan politik sejak dini tentu dampaknya akan lebih baik. Kita ingin pemilu 2024 berjalan sejuk, saling menghormati dan menghargai walau beda pilihan,” aku Lukito Sudiarto Sekretaris Panitia, Sabtu 23 April 2022.
Replika Kitab Sutasoma dikeluarkan saat menjalang doa bersama lintas agama akan dimulai. Dua pemuka agama Hindu mengambil dari sebuah ruangan di Ndalem Pojok lalu dibawa ke depan panggung acara.
Sebelumnya Ketua Harian Situs Ndalem Pojok menjelaskan maksud dan tujuan mengapa harus kitab Sutasoma.
“Kita hendak berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pemilu 2024 berjalan sukses jauh dari perpecahan. Maka kesadaran akan adanya ajimat leluhur Bhinneka Tunggal Ika dalam Kitab Sutasoma tepat untuk dijadikan landasan,” aku Kushartono.
Tasyakuran Hari Kartini dihadiri oleh tokoh lintas agama dari Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia dan berbagai komunitas. Seperti Kampung Inggris, Maiyah, Ahlul Bait Indonesia, MLKI, JKPHS, Orshid Kediri, Arif Sarinjing, K2 Honorer, Rapi Lokal 5, Hakim LC dan lain-lain.
“Alhamdulillah acara juga hadiri oleh Bakesbangpol Kab. Kediri, Ketua KPU Kab. Kediri dan Bawaslu Kab. Kediri,” aku Sikan Abdillah Ketua Panita.
Doa bersama juga dipanjatkan guna mensukseskan taubat nasional kembali ke jatidiri Bangsa Indonesian yang diusung oleh DPP PCTA Indonesia.
Ada empat poin isi taubat ini. Pertama soal pendidikan Pancasila dan cinta tanah air Indonesia. Dua soal diklat Karakter Jatidiri Bamgsa. Tiga, soal relawan cinta tanah air. Dan keempat soal stop politik uang.
“Semoga Berkat Rahmat Alloh yang Maha Kuasa senantiasa menyertai kita semua dalam gerakan moral yang dilandasi cinta tanah air ini,” aku Ismu Syamsuddin Sekjen DPP PCTA Indonesia.
Nampaknya ajakan taubat nasional kembali ke jatidiri bangsa Indonesia ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Seperti Reni S Banjar, S.T., S.H. Ketua Divisi Data dan Informasi KPU Maluku Utara, Dr. Soenarto Sardiatmodjo Ketua Senat UBK Jakarta, Ketua Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno hingga Suttan Keagungan Lampung.
“Gerakan Taubat Nasional Kembali Ke Jatidiri Bangsa dan stop polotik uang ini perlu kita dukung, ini harus cepat kita sebarkan seluas-luasnya demi menuju Indonesia Emas 2045 sebagaimana harapan pemerirntah,” aku Suttan Kedatun Keagungan Lampung.
“Jika diperlukan kami siap membantu untuk mendapat dukungan dari Forum Shillaturrohmi Keraton, Raja dan Sultan Nusantara, dan Masyarakat Adat,” papar Suttan Seghayo Dipuncak Nur Kedatun Keagungan Lampung, Drs. H. Mawardi Harirama MSi.
“Karena Amanah Leluhur Pejuang Kemerdekaan dan Dukungan Para Sultan dan Raja, Masyarakat Adat Se-Nusantara dalam Perjuangan Kemerdekaan Bangsa sangat besar untuk Kemakmuran dan Keadilan seluruh Rakyat Indonesia,” tegasnya
Sementara itu Dr. Soenarto menegaskan bahwa gerakan taubat nasional adalah gerakan penyadaran diri non politik.
“Perlu kami tegakan bahwa taubat ini adalah gerakan moral kebangsaan yang didasari oleh rasa cinta tanah air Indonesia dan diawali dari dalam diri kita sendiri. Maka gerakan ini jauh dari politik praktis. Ini independen,” kata Dr. Seonarto.
“Mengutip pesan sang Pemrakarsa Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan. “Tanpa ada cinta tanah itu robohlah negara itu,” tandasnya.
Perhelatan tasyakuran Hari Kartini berlangsung meriah dan hikmat. Ada santunan anak yatim dan fakir miskim, pentas musik dari beautiful band, teater Sasono Pandji Nuswantoro puisi dari Kampung Inggris hingga diskusi kebangsaan.* sury