Insan Hotel – Insan Pariwisata Yang Berbudaya

Catatan Aekanu Hariyono.

Aku mengenal Ketapang Indah Hotel sejak awal hotel ini berdiri lebih dari 25 tahun yang lalu yang selalu dekat dengan budaya setempat yang membuat hotel ini meningkat.

Eeeh jadi ingat, ada hotel yang mengundangku untuk bicara budaya di hadapan karyawannya mulai dari manager dan stafnya, sebelum hotel tersebut beroperasi (gak apa2 jika kemudian terlupakan hehe).
Tapi ada yang menjadi kebangganku, di hotel mewah aku diundang untuk bicara tentang hospitality dan produk serta unsur budaya kepada semua karyawannya.
Yang menarik perhatianku, di awal tahun 2022 ini, Owner Ketapang Indah Hotel mengajak semua manager nya untuk berkunjung ke suatu destinasi wisata budaya hanya untuk mempelajari budaya setempat, hehehe akupun yang berbicara di sini meniru gayanya sang pendongeng.
Mengapa tertarik belajar budaya?
Budaya tidak akan pernah lepas dengan insan hotel yang menjadi bagian dari unsur pariwisata, karena budaya sangat erat sangkut pautnya dengan pariwisata.
Bisa dibayangkan, jika tanpa adanya budaya tentu saja kegiatan pariwisata tidak akan menarik lagi walaupun didukung keindahan alamnya. Ya karena budayalah yang menarik perhatian para wisatawan untuk datang ke suatu daerah termasuk ke Banyuwangi. Dengan adanya budaya wisatawan akan mengetahui adat tradisi, hasil pengetahuan tradisional berupa arsitekturnya, kulinernya, tariannya serta norma kebiasaan masyarakat yang mereka kunjungi. Wisatawan akan merasa puas tidak hanya terhibur tapi juga mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman tersendiri apabila ada budaya yang menurut mereka unik dan menarik seperti di desa Kemiren, Olehsari, Tamansuruh, Tamansari dan beberapa desa lainnya di Banyuwangi. Percayalah wisatawan yang telah mendapatkan kesan baik dan keramahan insan yang bekerja di sektor pariwisata, mereka akan menyampaikan kepada teman kolega famili dan orang lain sehingga akan mendorong rasa ingin tahu untuk mengunjungi dan menikmati keindahan alamnya dan produk ragam budaya yang ada.

(By Aekanu – Kiling Osing Banyuwangi)