Gagalnya Diskusi Internasional membahas Migrasi, Agama, dan Peran Sosial Jeagamaan Klan Ba’akawi dijelaskan kronologinya oleh KH. Imaduddin Ustman Al Bantani. Berikut ini hasil wawancara dengan Pemred menaramadinah.com : Husnu Mufid :
Bagaimana kronologinya bisa batal ?
Jawab :
Saat podcast di Padasuka TV saya ditanya. Kemudian saya ungkapkan dan akan sampaikan di Diskusi Internasional itu tentang bahasnya Nasab Ba’alawi.
Posisi Kiai Imad itu diundang ya ?
Jawab:
Saya memang diundang LP 3M UIN Walusongo Semarang yaitu sebagai pembahas nasab Baalawi. Tujuannya untuk menjelaskan kepada masyarakat. Dimana nasabnya Ba’alawi itu batilun.
Setelah podcast di Padasuka TV paginya ada apa yang terjadi ?;
Jawab :
Lalu pagi pagi pihak Rabitoh Alawiyah menghubungi panitia Diskusi Internasional UIN Walisongo Semarang. Kemudian dikomunikasikan kepada saya bahwa Robitoh Alawiyah keberatan.
Apa yang menjadi keberatannya ?
Jawab :
Pihak Rabitah Alawiyah hanya ingin bahas sejarah. Bukan membahas nasab. Yang akan dikirim dakam Diskusi Internasional itu adalah Alwi Alatas dan Hamid Alatas. Ini ada bukti scronsut nya. Mereka ingin sesuai kesepakatan.
Apa itu kesepakatanya ?
Jawab :
Rabitah Alawiyin lewat WA menyatakan Diskusi Publik pada 10 September 2024 itu hanya membahas sejarah saja. Tidak membahas nasab. Saya ahli nasab sesuai yang saya teliti dan Prof. Qurtubi ahli sejarah.
Dibuktikan dengan apa kesepakatan itu ?
Jawab :
Pihak panitia diminta bikin video yang menyatakan bahwa Diskusi Internasional itu tidak membahas Nasab.
Jadi bikin videonya ?
Jawab :
Tidak jadi bikin video. Karena keburu ada orang mengaku aparat. Menyampaikan agar tidak melanjutkan Diskusi Internasional. Disebabkan adanya ancaman keamanan.
Siapa paling bertanggungjawab gagalnya diskusi itu ?
Jawab :
Ya Mas Yusuf Pafaduka TV bukin Robitoh Akawiyin khawatir. Sehingga acara jadi batal di UIN Walisongo dengan alasan keamanan.
Berarti Podcast Padasuka TV komprehensif ya ?
Jawab :
Kompornya Mas Yusuf Padasuka TV itu. PADASUJA TV ini. Sehingga banyak yang ingin tahu informasi soal polemik nasab Ba’alawi. Nah Robitoh Akawiyah khawatir. Karena banyak yang ingin tahu.
Siapa saja yang ingin tahu ?
Jawab :
Yang ingin tahu polemik Nasab Ba’alawi ini bukan orang Indonesia saja. Tapi orang luar negeri. Yaitu orang Mekkah, Yaman dan Malaysia. Lewat Padasuka TV. Sebab Padasuka TV merupakan Chanel Faforit mereka. Guna mendapatkan informasi.
Dengan batalnya Diskusi Internasional apa ada apresiasi kepada panitia ?
Jawab :
Saya mengapresiasi kepada panitia UIN Walusongo yang bersedia menaikkan bahasan Nasab Ba’alawi ditingkat perguruan tinggi negeri. Islam.
Apa manfaatnya dari Diskusi itu di terwujud digelar ?
Jawab :
Nantinya ada solusi ditengah tengah masyarakat. Walaupun hasil diskusi itu bukan kesimpulan atau keputusan. Tapi minimal masyarakat mengetahui dalil dalilnya. Dimana saya meyakini semakin yakinnya bahwa Ba’alawi ini bukan keturunan Nabi Muhammad.
Selain itu apa ?
Jawab :
Juga masyarakat akan mengetahui dalil dalil dari Robitha Aliwiyah. Karena yang didiskusikan itu akan mengetahui hal yang hakkul yaqin. Sedangkan yang dilakukan di Robiatul Alawiyin itu tertutup dengan mengundang banyak orang. Bukan mencari hakqul yakin Tapi tanda belum menyerah. Bahwa tetap Cucunya Nabi Muhammad.
Kok bisa belum menyerah ?
Jawab :
Saya memahami hal itu selaku peneliti. Bahwa apa yang diyakini selama ini. Kemudian mempelajari kitab kitab yang saya sampaikan ternyata tidak ada nama Ubaidillah dan Faqih Muqoddam di kitab dari abad 4 hingga abad ke 9. Mereka kemudian gundah gulana. Kemudian mereka mencari alibi alibi untuk menyakinkan dirinya dan pendukungnya.
Selanjutnya ini Robitoh Alawiyah mau mengadakan Diskusi juga ?
Jawab:
Kita lihat saja nanti di 7-8 September 2024 Diskusi di Rabitoh Alawiyin secara tertutup. Tapi saya tidak datang.