Pandemi Berkah dalam Nestapa Diintip Dari Sudut Pandang Pendidikan

CatatanĀ  : Dr. Ahmad Bahruddin, M.Pd.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, hampir semua lembaga pendidikan mendapatkan gelontoran dana besar yg sebagian besar diperuntukkan untuk membangun gedung megah. Alasannya masuk akal, agar para peserta didik merasa jauh lebih nyaman saat proses pembelajaran, ruang kelas dingin berAC, LCD proyektor dan seperangkat piranti mahal lainnya untuk mendukungnya.
Namun ada satu bagian penting yang DILUPAKAN, peningkatan kualitas guru dinomor sekiankan, khususnya dalam penguasaan IT, merekayasa model pembelajaran, mwngembangkan bahan dan media pembelajaran.
Dampaknya, sangat jelas. Pada awal pandemi, pembelajaran daringpun direkomendasikan. Akibatnya, banyak guru kebakaran jenggot, pusing, galau…dampak dari penguasaan IT yang terbatas, ujung-ujungnya terpaksa menjadi TASK COLLECTOR. Buka Google Classroom, share tugas untuk dikerjakan, lalu seminggu kemudian…anak2 mana tugasnya…kok belum dikumpilkan ?
Tanpa menjelaskan, menerangkan, memfasilitasi diskusi, tanpa interaksi, tiba-tiba menagih tugas….jangan-jangan tidak punya waktu mengoreksi juga…karena tidak paham mengaksesnya….
Kini…hampir dua tahun berlalu, gedung megah, ruang kelas eksklusif…membisu berselimut debu….
Nyata…..piranti canggih tanpa operator kreatifl…meninggalkan onggokan yang lambat laun berganti identitas…..SAMPAH.

Mari…teeus belajar untuk meningkatkan kualitas dan kualifikasi diri….!!!