PMII Jember Gelar Tasyakuran Harlah PMII ke – 61 dan Santunan Anak Yatim Piatu.

Jember, 18 April 2021-menaramadinah.com-Terdepan Dalam Kemajuan, merupakan tema Besar warga pergerakan se Antero Nusantara.

Refleksi Khidmat perjuangan dan kiprah pergerakan menjadi bagian inhern sebagai ejawantah dedikasi serta amanah dalam berbagai sektor kehidupan. Peran dan kontribusi PMII dalam membumikan Islam yang rahmatan Lil ‘alamin, yang moderat, penghargaan terhadap pluralitas serta sublimasi nilai yang bermuara pada Aswaja telah membuktikan eklektivitas (kelenturan) dalam menghadapi berbagai perubahan.

“Komitmen serta keberpihakan pergerakan terhadap kaum yang lemah dan ‘dilemahkan’ serta konsistensi pada aras nilai- nilai keadilan, perjuangan kemanusiaan telah terbukti menjadikan PMII sebagai organisasi yang kokoh dan solid.” Ungkap H. Muhamad Nur Purnamasidi (Ketua Cabang PMII Jember 1995/1996) dalam acara Tasyakuran Harlah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke 61 dan Santunan anak Yatim Piatu dilaksanakan di Grand Cafe Jember Jalan Jawa, Minggu, 18 April 2021.

Sementara itu, dalam refleksi pergerakan, Nur Hasan menekankan pada aspek penguatan ideologi gerakan PMII. Diaspora warga pergerakan dalam berbagai sektor, sekecil apapun harus dihargai dan dimaknai sebagai bagian Implementasi Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Pengokohan Tradisi dalam menghadapi kemajuan Teknologi disruptif menjadi Pekerjaan bersama yang tidak ringan.

Ke depan, PMII dihadapkan dengan isyu-isyu seputar bonus Demografi serta kesiapan SDM dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Muktamar Pemikiran Dosen PMII yang digelar beberapa waktu lalu di UIN Tulungagung telah menghasilkan berbagai rumusan strategis.

Pergulatan ide dan gagasan menjadi spirit utama. Lompatan jauh ke depan niscaya dilakukan, sehingga PMII senantiasa berada di garda depan dalam kemajuan. Pungkasnya.

Acara dimulai pukul 16.00 dengan penampilan Hadrah Kolaborasi Mahasiswa Unej. Dalam Sambutannya, Bajuri Ketua PC PMII Jember mengatakan bahwa dalam konteks keindonesiaan masih dihadapkan dengan sejumlah agenda besar, salah satunya tantangan terkait paham keagamaan ideologi transnasional yang nyata masih menjadi “bom” waktu. Karena itulah kontribusi kader kader pergerakan bersama pemangku kepentingan harus ekstra lebih keras lagi, bersinergi menangkal gerakan radikal.

Hadir dalam acara diantaranya tokoh tokoh PMII lintas generasi, Dr. Abdul Muis, Prof. Harisudin, Hanafi, Dr. Hobri Wafa, Ibu Emy (Muslimat NU), Dr. Rosyid, Dr. Linda, Dr.Dewi Agustina dan tokoh PMII lainya.

Tasyakuran di akhiri dengan pembagian Santunan terhadap anak Yatim Piatu dan pemotongan tumpeng. Dilanjut dengan buka puasa bersama. Om lyan