“CUKUP” : Surga Dalam Berkeluarga

Oleh : Yahya Aziz

Allah berfirman :
وانه هو أغنى واقني
Dan sesungguhnya Allah, Dialah yang memberikan KEKAYAAN dan KECUKUPAN
( An njm 53 :48 )
Ayat di atas menggelitik hati saya, mengapa lawan kata KAYA bukan MISKIN ?. Tetapi Allah menggunakan redaksi CUKUP.
Ternyata yang menciptakan miskin adalah diri kita sendiri, malas dari beraktivitas.
1. Ingin dapat rizqi banyak malas bekerja
2. Ingin dapat ilmu banyak malas belajar.
3. Ingin dapat jodoh solih solihah malas bersilaturrohmi.
Apa makna KAYA ? Kaya itu tidak butuh bantuan orang lain. Itulah Dzat yang Maha kaya Ya Ghoniyyu ( dzat maha kaya) Allah swt.
Jika Anda punya rumah megah mobil mewah harta melimpah tapi masih butuh orang lain berarti Anda masih miskin. Apalagi jika Anda sudah kaya tapi masih merasa kurang itulah MENTAL MISKIN.
Sudah kaya tapi korupsi, sudah kaya tapi memalsukan tanda tangan kwitansi dan sertifikat tanah…. Benar benar jiwa miskin.
ORANG KAYA DALAM ALQURAN
Kisah orang kaya dalam Alquran ada 3 :
1. Nabi Sulaiman orang kaya kekasih Allah
2. Raja Firaun orang kaya karena karena jabatan dan pengaruh kekuasaannya.
3. Raja Qorun orang kaya karena harta melimpah.
Firaun dan Qorun kaya tapi mentalnya miskin, merasa kurang, merasa hasil usaha sendiri dan sombong terhadap sesama manusia. Sehingga Allah murka terhadap keduanya, sehingga Allah menenggelamkan firaun di laut dan Qorun di bumi.
Sedangkan Nabi Sulaiman orang kaya tapi tawadlu terhadap sesama manusia dan dia selalu berdzikir :
هذا من فضل ربي
( ini semua karunia Tuhan ku)
Apakah dengan kekayaan ku ini aku bertambah syukur atau kufur (ingkar)
Namun sulit sekali zaman now mencari pribadi kaya seperti nabi sulaiman. Kaya tapi rajin ibadah dan tawadlu terhadap sesama.
penyakit orang sekarang ingin kaya masih muda, cantik, tampan, harta melimpah…. tapi satu godaan nya… DEKAT KESOMBONGAN.
Cukup adalah kekayaan sejati. Cukup selalu melibatkan Allah dalam segala aspek kehidupan.
Itulah hakikatnya mengapa orang orang yang bersyukur walaupun hidup pas pasan ia akan tetap selalu tersenyum dan merasa cukup, bukan merasa miskin
Jadi, marilah kita bangun rasa keberlimpahan dan kecukupan di dalam hati dan pikiran kita menjadi hamba Nya yang selalu bersyukur.
SEDIKIT YANG MENCUKUPI LEBIH BAIK DARI PADA BANYAK TAPI MELENGAHKAN.
Nasehat Surga Dalam Berkeluarga
Setetes ilmu sederhana, semoga manfaat aja.
#Penulis Menara Madinah & Buku Taubatnya Peselingkuh#