Gresik-menara madinah.com-Rabu (12/6/2019) petang, di sekitar alun-alun Gresik, Jawa Timur, terlihat ramai, terutama di Kampung Pekauman yang biasa disebut Kauman. Warga setempat merayakan dengan hari raya ketupat atau kupatan, tetapi hanya semalam.
Tradisi Lebaran Ketupat itu menjadi puncak silaturahim bagi warga Kauman yang berada di belakang Masjid Jami, tepat di barat alun-alun Kabupaten Gresik.
Ketika daerah lain sudah sepi dan warganya sebagian sudah kembali ke tempat kerja, di Kauman justru ramai. Mereka bersilaturahim dengan tetangga. Sanak saudara dari jauh pun menyempatkan diri unjung-unjung (saling mengunjungi).
Dengan Semangat Suksesnya Acara tsb, Evi ernawati 31 th
Warga kauman rt.04.rw.01 desa pekauman kec. GRESIK
warga Kauman, menuturkan, tradisi Lebaran di Kauman berlangsung turun-temurun. Pada malam kupatan banyak juga warga luar kampung yang datang. Mereka tetap dijamu dengan menu ketupat yang dipadu opor ayam,gulai kambing dan Obos. ”Bagi kami, rasanya kurang lengkap dan tak sempurna kalau puasa Ramadhan tidak diteruskan puasa Syawal selama enam hari lalu ditutup kupatan,” ujarnya.
Seusai shalat maghrib, warga mulai berdatangan baik dari dalam maupun luar kota untuk bersilahturahim untuk saling mengunjungi dan menikmati hidangan Lebaran dan ketupat. Sangat istimewa.
Tradisi itu awalnya berkembang di Kampung Kaliboto, Pekauman, dan Bekakaan, Kelurahan Pekauman. Perkampungan seluas sekitar 4,5 hektar dengan penduduk sekitar 2.000 jiwa itu benar-benar semarak saat kupatan.
Evi ernawati ikut tergerak hatinya dgn Anggota Karang Taruna yg Dipromotori oleh Mas Anang membuat Panggung khusus untuk mengabdikan moment khusus acara kupatan tsb.
Dan Warga juga tak segan-segan mempercantik rumahnya karena momentum setahun sekali itu dirasa sangat istimewa.
KH.Mukhtar Jamil mengatakan, kebiasaan puasa Syawal itu diperkenalkan oleh ulama bernama Kiai Baka yang masih keturunan Sunan Giri. Ia meminta santrinya agar mengikuti sunah Rasul dengan berpuasa Syawal selama enam hari.
Tradisi itu diteruskan hingga kini. Nama Kiai Baka diabadikan menjadi nama kampung, Kebakaan. Namun, karena pengaruh pelafalan Jawa, akhirnya lambat laun menjadi Bekakaan.
Kebiasaan berpuasa Syawal itu juga dijalankan anak keturunan warga Kauman yang tinggal di daerah lain. Tradisi itu juga berlaku bagi orang luar kampung yang menikah dengan warga Pekauman.
Setidaknya itulah yang dilakukan
Evi ernawati 31 th Warga kauman rt.04.rw.01 desa pekauman kec. GRESIK dalam menjalankan tradisi leluhurnya menyempurnakan puasa Ramadhan dengan puasa Syawal. Ia juga baru berlebaran dan bersilaturahim saat kupatan. ”Kami menghormati tradisi yang baik. Lebaran kami pun baru dilaksanakan malam ini,” kata Evi ernawati 31 th
yang lahir dan tinggal sbgai warga kauman yg mempunyai Harapan Agar tahun kedepannya bisa membuat pernak pernik oleh oleh Kauman dgn acara “BAZAR KUPATAN KAUMAN” yg Hasilnya untuk mengadakan Acara memecahkan rekor makan Kupat terpanjang Di INDONESIA.
Karena perayaan Lebaran di Kauman hanya berlangsung semalam, semua warga berjubel di kampung. Wajah mereka berseri-seri, mengenakan baju baru, saling bersilaturahim dan memaafkan, sambil menikmati ketupat yang disajikan oleh tuan rumah.
Kupatan juga diselingi perkenalan sanak saudara dan menyambung silaturahim yang putus, terutama yang lama tidak bertemu.
Tak jarang melalui tradisi itu ada yang bertemu jodoh.
saat kupatan warga saling berkunjung dan bersalaman untuk bermaafan. Warga bisa menikmati kupat dan lepet, semacam lontong yang berisi beras ketan. Makanan itu, ketupat dan lepet, melambangkan istilah ngaturi (menghaturkan), kupat (ngaku lepat, mengakui kesalahan), lepet (lega petungane, tak ada lagi ganjalan untuk bercengkerama).
Ketupat simbol kafah yang dalam bahasa Arab berarti sempurna, sementara lepet berasal dari bahasa Jawa yang artinya kesalahan. Ngaturi kupat lepet bermakna pula kebersihan hati setelah puasa semakin sempurna dengan mengakui kesalahan dan saling bermaafan. Selanjutnya mereka bisa melanjutkan pergaulan sehari-hari dengan perasaan lepas tanpa dibebani rasa bersalah dan harapan beliau pemkab gresik melalui dinas terkait bisa menjadikan kauman sebagai bagaian kampung percontohan Adat & Andhap Asor khususnya Dalam Kota Gresik.
Karena Kupatan di Kauman merupakan hari istimewa sehingga harus dirayakan spesial. Ketupat pun dipadu opor ayam atau gulai kambing karena demi merayakan hari raya serta menghormati tetamu dan saudara.
”Sekarang warga bisa memakan opor ayam atau gulai kambing setiap hari. Namun, zaman dahulu masakan itu benar-benar terasa istimewa,” kata KH.MUKHTAR JAMIL yg juga sbgai Ketua Pengurus Pesarean Nyai Ageng Pinatih ( Ibu Pesuson Sunan Giri)
Gilang Adiwidya
Koresponden MM.com