
Situs Bung Karno Ndalem Pojok Kediri adalah rumah masa kecil Bung Karno di Kediri yang lama terpendam. Baru di buka oleh Yayasan Bung Karno pada 28 Oktober 2015. Dirumah inilah dahulu Soekarno kecil menghabiskan waktu tinggal bersama ayah bundanya. Bermain bersama anak-anak desa, naik kerbau, memancing ikan, bakar jagung. Belajar berpidato, membaca buku dan juga berdiskusi bersama teman-temannya pada masa pergerakan.
Ndalem Pojok dibangun oleh RMP. Soemohatmodjo kerabat dekat R. Hardjodikromo kakek Bung Karno Tulungagung kisaran tahun 1850an. Pada kala itu bak ‘istana’ agung yang terus dijaga ketat oleh abdi dalem. Tidak sembarangan orang bisa masuk, bahkan ada adat dan tradisi tersendiri. Maklum, RMP. Soemohatmodjo adalah ‘mantan’ Patih Ndalem Ingkang Sinuwun Pakubuwana IX yang ketika muda bernama BRMG Duksina. Sekaligus putra dari Bupati Kediri yang bernama Pangeran Soeryokusumo Putra dari Manggunagaran Ke-I atau yang dikenal dengan nama Pangeran Samber Nyowo – karena sangat gigihnya melawan penjajahan Belanda.
Dalam buku “Trilogi Spiritualitas Bung Karno” yang diberi pengantar oleh Guruh Sukarno Putra digambarkan Ndalem Pojok layaknya Kawah Candradimuka bagi Soekarno. Dan jauh sebelum Kawah Candradimuka ini dikemukakan oleh Dian Sukarno penulis buku tersebut, RMP. Soemohatmodjo memang sudah berwasiat agar kelak di samping rumah sebelah kanan dibangun langgar (musholla) dan disebelah kiri sanggar (balai kesenian). Seolah menjadi suratan takdir, wasiat, penelitian dan fakta bertemu. “Ndalem Pojok” tumbuh menjadi pusat berbagai kegiatan belajar-mengajar untuk semua kalangan. Bersama Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan dan semua elemen masyarakat juga dukungan Yaysan Bung Karno dan Universitas Bung Karno. Kini Ndalem Pojok tak lagi tertutup seperti istana, sekarang justru terbuka lebar layaknya kawah candradimuka untuk generasi bangsa.*
“Jangan Meninggalkan Sejarah” kata Bung Karno. Kediri amat penting, seperti dikatakan Bung Karno dalam buku Penyambung Lidah Rakyat: “Bapak adalah keturunan Sultan Kediri”. Di Kediri lah terjadinya pergantian nama Koesno jadi Soekarno.
Bukan hanya itu, sejarah kopyah miring, sejarah jembatan yang pertama kali dibangun oleh Ir. Soekarno juga berada di Kediri. Tempat Seokarno muda suka merenung dibawah pohon Kepuh ada di Kediri. Bahkan berpadunya hati dan cinta Ayah Bunda Bung Karno sebab jurang yang dalam dari perbedaan suku dan agama bisa bersatu juga dari Kediri.
Maka tak heran setelah Bung Karno di angkat menjadi Presiden Republik Indonesia tempat pertama yang menjadi jujukan dalam kunjungan resmi protokoler kepresidenan adalah Ndalem Pojok. Sampai Presiden Soekarno merasa perlu membawa keluarga Ndalem Pojok untuk tinggal bersamanya di Istana.
Mari kita ingat kembali kata-kata Bung Karno ada sebuah isyarat…” “Jangan Meninggalkan Sejarah” …“Bapak adalah keturunan Sultan Kediri”…. Cindy Adams – Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Memang banyak tempat dan situs-situs penting Bung Karno seperti di Ende, Bengkulu, Surabaya, Blitar, Jogja dan lain-lian dan Situs Bung Karno Kediri memiliki kekhususan tersendiri.*
Koes Hartono
Koresponden MM.com