Maraknya pemberitaan beberapa kelompok warga masyarakat menolak pemakaman jenazah pasien Covid-19 dilingkungannya, juga menolak gedung dilingkungannya dijadikan lokasi karantina ODP Covid-19, serta menolak gedung dilingkungannya dijadikan rumah sakit darurat khusus penanganan pasien Covid-19 membuat Bendahara Umum Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur, Firman Syah Ali angkat bicara.
Tokoh Masyarakat Surabaya yang biasa disapa Cak Firman ini menyampaikan bahwa dalam perjalanan sejarah umat manusia, telah datang berbagai jenis wabah penyakit dengan jutaan korban jiwa. Wabah penyakit global pada masa lalu banyak yang lebih ganas daripada Covid-19.
“Wabah penyakit dari masa ke masa memiliki karakter yang sama, yaitu menyerang kerumunan tanpa pandang bulu, tidak peduli apapun agamanya, tidak peduli ahli ibadah atau ahli maksiat, tidak peduli sahabat Nabi, semua diserang oleh wabah” ucap Keponakan Menkopolhukkam Mahfud MD ini.
Terjangkitnya beberapa anggota Jamaah Tabligh akibat kegiatan di Masjid Kebon Jeruk Jakarta dan Jemaat Gereja Bethel Bandung baru-baru ini tidak membuat Cak Firman heran.
“Lha wong Rasulullah SAW saja menghindarkan diri dari resiko tertular penyakit corona, apalagi hanya jamaah tabligh? wong sahabat Nabi dan beberapa ulama besar juga meninggal dunia karena wabah penyakit menular, apalagi hanya jamaah tabligh, maka marilah semua pihak ikuti perintah dan larangan yang dikeluarkan oleh ulil amri” lanjut Pengurus Harian PWLP Ma’arif Jawa Timur ini.
Cak Firman kemudian mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif bahwa penyakit Covid-19 ini bukan aib.
“Sebagaimana wabah-wabah sebelumnya yang memakan korban jiwa sahabat Rasulullah SAW serta beberapa ulama besar, Covid-19 ini bukan aib, bukan penyakit kutukan. Siapapun bisa tertular oleh wabah penyakit menular ini. Bahkan ada sebuah hadits nabi yang menegaskan bahwa orang yang meninggal dunia karena wabah penyakit menular dijamin berstatus mati syahid” lanjut senior GP Ansor ini.
“Dengan pemahaman bersama bahwa penyakit covid-19 bukan aib, maka kita tidak akan malu untuk segera lapor ke petugas berwenang jika diri kita atau keluarga kita merasakan gejala penyakit covid-19. Kita juga tidak akan mudah menolak lokasi penanganan dan pemakaman pasien Covid-19” pungkas senior IPNU ini.