Oleh :
Aming Aminoedhin.
Sastrawan.
Ahad memang hari Minggu, dan Ahad pada hari ketujuh tanggal liburan ini adalah titik tumpu melangkah ke arah lebih cerah. Membunuh waktu tanpa gerutu. Meski ada juga hati rasa sangsi akan hari-hari berjalan tak pasti.
Adakah yang lebih sangsi pada hati? Adakah yang lebih gelisah bicara soal wabah? Ketika pagi di Ahad ini mentari cerah sekali. Tak perlu sangsi tak perlu gelisah. Gerah sinar mentari itu berkah bagi diri. Berjemurlah!
Adakah yang lebih sedih menunggu, tentang liburan panjang tapi mengurung orang di rumah, tak bisa melangkah! Murung, tanpa tahu juntrung tanpa tahu ujung. Seperti terasa gagu, hanya membisu!
Ah… barangkali hanya menulis puisi-puisi bisa membunuh waktu, atau merapal doa-doa agar kebal dari rasa jemu. Agar kebal dari wabah bedebah itu.
Hari ketujuh tanggal liburan Korona
kau-aku tetap di rumah, disuruh merenda doa berjuta-juta jumlah!
Usir wabah bedebah!
Berdoalah!
Desaku Canggu, 22/03/2020
catatan: ilustrasi foto saya saat baca puisi bahasa Jawa.