Pemimpin Redaksi Majalah @cces di Dalam Pikiranku

Oleh : Shodiq Syarif

Jurnalis dan Dosen Universitas Islam Jember.

Sedih. Prihatin. Itulah yg terucap dlm batin saya ketika membaca ulasan cak singgih di atas. Melaksanakan tugas jurnalistik seperti Majalah @ccses dan buku alumni tidaklah mudah. Apalagi tidak didukung modal yg memadai, bahkan nol.

Redaksi hanya dimodali semangat dan rasa optimistis. Bayangkan, cari narsum sendiri, nulis sendiri, cari iklan sendiri….dan itulah yg dilakukan cak singgih dg kru redaksinya. Saya kenal cak singgih ketika sama2 di jawa pos biro Jmber tahun 1986. Kesan sy dia sosok idealis, kreatif, familiar, dan banyak gagasan.

Dia pernah mulai usa mbuka kios jual koran/majalah/persewaan kumik/sewa bendelan majalah dll yg bisa pasarkan. Sampai dia busa buka percetakan sendiri dg nilai omzet belasan miliar rupiah di surabaya. Munculnya majalah @ccses dan buku ulmni unej juga berkat ide dan gagasan briliannya.

Alasannya, selama 20 tahun berdirinya Kauje belum wadah media komukasi antaralumni. Dan itu sangat diapresiasi olek Ketum Cak AMM da jajaran PP Kauje yg lain. Dlm struktur redaksi mmg byk orng, namun yg sempat terlibat bekerja hanya bbrp orang saja (karena keterbatasan waktu). Saya salut @ccses bisa terbit hingga edisi 9 dan dua jilid buku alumni.

Nah, jika.msh ada orang yg usil/mungkin iri, perlu disadarkan bhw nggarap media cetak itu tidak mudah. Tidak semua orang sanggup. Apalagi serba keterbatasan fasilitas dan finansial. Kadang sy bertanya knp cak singgih kok mau ngurusi @ccses jika ada yg curiga. Mending gabung media lain yg butuh tenaganya. Konon dia sekarang diminta bikin buku 1000 alumni HMI ….Semoga…..🙏