Habis Gelap Terbitlah Terang

Boyolali 14 Oktober 2019-Menaramadinah.com Dalam bedah rumah hari ke 14 dan 15 ini sudah mencapai 70% pembangunan.Sementara hari ini sudah mulai gunung gunung hampir separuh.

Kemarin Juwedi kembali kedatangan tamu dari anggota Dewan Boyolali Bapak Muslimin Tafaqul.
Kehadiran beliao di sambut oleh Bapak Kades Jarwanto dan Di tunggu kehadiranya dari Kompak saudara Radite dan Gogon Irama untuk datang silaturahmi dan memberi semangat kepada keluarga Juwedi.

Nasehat mulia dari bapak muslimin” Di jaga ibunya disayang adiknya dan tetap sabar berdoa.

Dalam pertemuan itu bapak Jarwanto dan keluarga menceritakan bahwa juwedi selama bekerja ikut ngaspal jalan bisa beli sepda Susuki Smash dari hasil mengaspal.
Juga kedua adiknya yang di ambil dinas sosial boyolali dan sekolah sltp itu pulang ke yayasan.


Kedua adiknya itu tergolong anak pinter mengaji dan penuh semangat dalam kegiatan.
Sedangkan yang kecil dan bungsu masih dalam asuhan ibunya.

Juwedi sendiri juga cerita kalok pagi jam 5 harus mencari rumput di daerah Ngendro. Salah satu desa paling atas berjarak sekitar tiga kiloan.
Setelah mencari rumput mengasuh adik adiknya juga membantu ibunya memasak sebelum bekerja.
Dan di balik kekurangan pada dirinya mempunyai kelebihan mata batin yang tajam.

Disini pak Kades sendiri juga berusaha memperjuangkan dan menanyakan hak waris keluarga ibunya yang kedepanya bisa untuk di tanami dan di ambil rumputnya untuk hewan ternaknya.

Dalam giat bedah rumah juwedi mulai berani berani untuk menyambut mengajak berjabat tangan dan bercanda kepada relawan relawan yang akrap dan di kenalnya.

Juga dalam membantu pekerjaan bikin rumah ia perhatikan dan di kerjakan tanpa kenal lelah.

Kisah para relawan yang membantunya selalu menyedot perhatian dalam giatnya.

Sebut saja pak Khuntono Komendan Spm ini selalu hadir dan mengarahkan anggotanya , selain itu beliao selalu mengajak istrinya dan selalu menyempatkan diri walau cuma setengah hari dan sejam dua jam.
Bahkan kalok tidak bisa hadir selalu terbayang dan membayang bayanginya.

Lain cerita dengan mas Rusdi atau di kenal dengan Bebeb Kelana” Merasa ada pangilan hati selalu datang pagi dan pulang sore agar pekerjaan cepat selesai bahkan kegiatan rutinitas pembuatan batako ia kerjakan tiap sore sampe malam.
Walaupun banyak pesanan juga orderan karena hatinya sudah merasakan seperti itu milik keluarganya.

Dari pengalaman bapak Mustari ” Selain bertangung jawab dalam kepanitiaan beliao juga rela meningalkan usahanya dan dalam keadaan sibuk selalu datang mengecek mengarahkan semua kegiatan dan mempersiapkan segalanya.
Bahkan merasa sedih ketika tidak bisa mengikuti maupun datang ke lokasi.

Dari keluarga Sedekah Boyolali pun selalu hadir dan selalu menyempatkan diri datang ke lokasi yang di temani tim perempuan yang di beri nama Powe Rengers setiap datang langsung mengajak menghibur adik adik juwedi.

Itu pun juga dirasakan oleh Bunda Santi dari Laskar Ampel yang merasakan hal yang sama setiap ada waktu luang selalu mengajak temanya walau datang sore atau dari pagi.

Pengalaman juga dirasakan oleh saudara Radite ” Ungapanya pokoknya kalok longar waktu harus datang ke lokasi walau setengah hari atau sejam pun selalu datang ke lokasi.

Nikmat Tuhan yang mana yang engkao dustakan….
Merasa Galau…
Mengeluh…

Sedangkan Juwedi yang serba kekurangan dan di beri ujian seoerti itu masih semangat dan tetap tangguh.

Kini Allah buktikan kasih dan sayangnya kepada Keluarga Juwedi banyak yang mengasihi menyayangi menyantuni memperhatikan dan banyak saudaranya yang memperhatikan, Buah manis dari kesabaran dan iklas karena Ujian..

Semoga artikel ini banyak pejabat, dermawan,hartawan yang membaca memperhatikan keberadaanga.
Dan terutama diri pribadi sebagai bahan perenungan.
Bahwa setiap kesusahan pasti ada kemudahan.

Habis Gelap Pastikan Terbit Terang.

Gogon Irama MM.com