
Jembrana, 9 September 2025 — Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) kembali melaksanakan Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III, SE, M(TRU), M.Si (AWK) selaku anggota DPD/MPR RI B.65 Provinsi Bali, bertempat di Istana Agung Jimbarwana, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Disambut Antusias oleh Peserta dari Berbagai Elemen
Acara sosialisasi dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari unsur pemuda, tokoh masyarakat, akademisi, perangkat desa, perwakilan organisasi kepemudaan, hingga komunitas budaya lokal. Kehadiran mereka menandakan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pemahaman nilai-nilai dasar kebangsaan.
Dalam sambutannya, panitia pelaksana menyampaikan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya MPR RI untuk secara berkelanjutan memperkuat jati diri bangsa melalui pendidikan kebangsaan yang merata di seluruh daerah, termasuk wilayah Bali bagian barat.
AWK: Empat Pilar Adalah Fondasi Jiwa Indonesia
Dalam pemaparan utama, Senator AWK menegaskan bahwa di tengah cepatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi, generasi muda harus memiliki filter nilai yang kuat agar tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh negatif.
“Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia. UUD NRI 1945 menjadi konstitusi yang mengatur arah negara, sementara NKRI merupakan bentuk final dari persatuan bangsa, dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi perekat keberagaman. Ini bukan sekadar konsep, tapi panduan moral yang harus kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tegas AWK.
Ia menambahkan bahwa tantangan era digital juga mengharuskan seluruh elemen masyarakat untuk lebih cermat dalam menerima informasi. Menurutnya, memahami konstitusi dan sejarah bangsa adalah cara terbaik untuk menangkal isu-isu yang dapat memecah belah.
Ajak Pemuda Milenial & Gen Z Berperan Aktif.
AWK juga secara khusus memberi perhatian kepada kalangan pemuda, terutama generasi milenial dan generasi Z, agar menjadi pelopor persatuan dan menjaga nilai toleransi.
“Pemuda Bali harus mampu menjadi teladan dalam menjaga persatuan dan membangun daerah. Jangan hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi jadilah generasi visioner yang memanfaatkan pengetahuan digital untuk memperkuat karakter bangsa,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat dalam moral kebangsaan.
Dialog Interaktif dan Penyerahan Materi Empat Pilar
Acara berlangsung dinamis dengan sesi diskusi interaktif di mana peserta dapat mengajukan pertanyaan terkait isu intoleransi, karakter bangsa, wawasan kebangsaan, hingga peran konstitusi dalam kehidupan sehari-hari. AWK menjawab seluruh pertanyaan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.
Sebagai bagian dari kegiatan resmi MPR RI, peserta juga mendapatkan materi resmi Empat Pilar yang berisi penjelasan komprehensif mengenai nilai-nilai dasar negara.
Harapan Terhadap Peserta
Menutup kegiatan, AWK menyampaikan harapan agar peserta dapat meneruskan pemahaman yang diterima kepada masyarakat di lingkungannya masing-masing. Menurutnya, edukasi kebangsaan tidak boleh berhenti pada ruang sosialisasi, namun harus diteruskan melalui tindakan nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
“Jika nilai Empat Pilar dihayati dan dijalankan, maka bangsa ini akan tetap kuat dan bersatu dalam menghadapi berbagai perubahan zaman,” tutup AWK.
Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar ini mendapat apresiasi luas dari peserta dan diharapkan memberikan dampak positif bagi peningkatan pemahaman kebangsaan di Kabupaten Jembrana.
Wayan Supiarta
