UIN Sumut Gelar Seminar Internasional Bahas Arah Geopolitik Presiden Prabowo dan Peran Dunia Melayu-Islam.

MEDAN– Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara (Sumut) Medan menggelar seminar internasional yang mengangkat tema strategis tentang arah geopolitik Presiden Prabowo Subianto dan revitalisasi peran dunia Melayu-Islam dalam tatanan global baru.

Acara ini menjadi wadah penting bagi para akademisi, ulama, dan tokoh masyarakat untuk bertukar pikiran dan merumuskan gagasan konstruktif.

Seminar internasional bertajuk “Reading The Geopolitical Direction of President Prabowo: Revitalizing the Role of the Malay-Islamic World in the New Global Order” ini berlangsung selama dua hari, Senin-Selasa (24-25/11/2025), di Gelanggang Mahasiswa Kampus UIN Sumatera Utara Medan.

Menteri Agama (Menag) Prof KH.Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa acara serupa juga dilaksanakan di empat UIN lainnya dengan tema yang sama, namun dengan sudut pandang yang berbeda. .

UIN Alauddin Makassar, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta turut terlibat dalam penyusunan policy brief terkait isu-isu geopolitik.

UIN Sumatera Utara Medan secara khusus menghadirkan perspektif Melayu dan Islam dengan mengundang para pemikir dari Asia Tenggara. Menag Nasaruddin menekankan pentingnya peran dunia Melayu dalam kemajuan dan keutuhan umat Islam di kawasan ASEAN.

“Dunia Melayu dunia Islam sangat egaliter dan tidak diskriminatif. Indonesia yang majemuk dan damai terbentuk adanya akulturasi budaya yang masing-masing terjaga dalam pemahaman dan dimensi budayanya masing-masing,” tegasnya saat membuka acara.

Rektor UIN Sumatera Utara, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., menyampaikan bahwa seminar ini dihadiri oleh 1.000 peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk akademisi, ulama, peneliti, tokoh masyarakat, dan perwakilan diplomatik dari berbagai negara.

Prof. Nurhayati juga menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi dunia Melayu-Islam di era multipolar dan transformasi global. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor dan lintas budaya sangat penting untuk merespons tantangan geopolitik, kemiskinan, fragmentasi sosial, serta disrupsi digital.

“Dunia Melayu-Islam memiliki modal besar berupa warisan budaya yang kaya, nilai keagamaan universal rahmatan lil’alamin, dan didukung populasi amat signifikan di Asia Tenggara dan lintas benua, serta jejaring pendidikan dan riset yang makin berkembang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Perguruan Tinggi Islam (PTKI) memiliki peran vital dan strategis dalam menciptakan tatanan dunia yang berkelanjutan dan harmonis. PTKI di Indonesia dan kawasan Melayu Islam wajib mengambil bagian aktif dalam upaya tersebut.

Sejumlah tokoh nasional turut hadir dalam acara ini, antara lain Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono, Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A., Gubernur Sumatera Utara Muhammad Bobby Afif Nasution, serta Head of Mission Konsulat Malaysia Shahril Nizam Abdul Malek.

Seminar internasional ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan strategis, menginspirasi kerja sama internasional, dan meneguhkan komitmen bersama untuk menjadikan dunia Melayu-Islam sebagai poros peradaban yang maju, damai, dan berkeadilan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengapresiasi kegiatan ini dan berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi kajian akademik kebijakan publik.*Imam Kusnin Ahmad*