TUMBUHKAN RASA NASIONALISME DAN PATRIOTISME PAGUYUBAN NAPAS ADAT NUSANTARA MENGGABUNGKAN CONTECTUAL TECTUAL DAN RELIGIUSITAS DALAM ACARA MEMETRI GULA KLAPA

Paguyuban Napas Adat Nusantara merupakan salah satu paguyuban yang berada di Tulungagung yang selalu membangkitkan jiwa nasionalisme dan patriotism. Beberapa acara yang dilakukan selalu berhubungan dengan Pembangunan jiwa nasionalisme seperti Metri Pancalisa, Sesaji Pancasila, Ruwat Masyarakat Pancasila dan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat Adalah Memetri Gula Klapa. Memetri Gula Klapa yang dalam peradaban Jawa berarti Merah Putih yang digunakan sebagai lambang martabat bangsa Indonesia.

Kali ini Paguyuban Napas Adat bersinergi dengan beberapa Paguyuban yang berada di wilayah Tulungagung, Kediri, Blitar dan sekitarnya akan menggelar acara dengan tajuk Memetri Pusaka Nagari Gendera Gula Klapa. Acara ini didukung oleh beberapa paguyuban seperti Pirukunan Kasepuhan Jawa Kawedhar yang berpusat di Blitar, Padhepokan Pangrukti Pancasila Merah Putih yang berada di Blitar, Paguyuban Seni Tutur Ritus Mandhor Jenterung yang ada di Blitar, Komunitas Plenthas Plenthus yang ada di wilayah Kediri, Cokekan yang ada di Kediri dan Tulungagung untuk melakukan acara dengan mempersatukan Kontektual, Tekstual dan Religiusitas dalam sebuah acara Memetri Pusaka Nagari Gendera Gula Klapa.

Acara ini akan digelar pada hari Kamis, 16 Oktober 2025 dengan agenda beberapa acara yakni pada pagi hingga siang akan diadakan beberapa perlombaan untuk anak anak yakni lomba mewarnai dan untuk ibu ibu Menjahit tangan Bendera Merah Putih serta lomba Menyanyikan Lagu Lagu Perjuangan. Malam harinya dilakukan acara Ritual yang bernuansa Religiusitas yakni Metri Gula Klapa yang akan digelar dalam kemasan Budaya Jawa.

Menurut Yuli Wiyantini yang merupakan salah satu Pembina Paguyuban ini bahwa penanaman rasa Nasionalisme dan Patriotisme perlu dilakukan sejak dini, agar anak anak kita nantinya memahami arti sebuah perjuangan dan ikut andarbeni dan bertanggung jawab atas berlangsungnya tatanan kenegaraan ini. Dan juga para ibu ibu merasakan bagaimana ibu Fatmawati pada masa perjuangan dulu ikut merajut berkibarnya Merah Putih yang menjadi lambang negara kita. Bagaimana peran Wanita dalam perjuangan dulu. Lanjutnya Ibu Yuli Wiyantini yang juga sebagai pengurus Forum Pamong Kebudayaan Jawa Timur (FPK JATIM) ini.

“Kegiatan ini sebagai Upaya untuk membangun jiwa anak anak kita dan bangsa kita dan diharapkan tumbuh jiwa nasionalisme dan patriotisme kedepan” tutur Yuli yang juga Guru TK di salah satu TK Desa Ringinpitu.

Di tempat lain Gus Putra sebagai salah satu penggagas menegaskan bahwa acara ini pyur merupakan sumbangsih yang disumbangkan kepada negara oleh saudara saudara kita Paguyuban Napas Adat Nusantara Bersama komonitas yang mendukungnya.

Sementara itu menurut Budayawan Blitar Ki Maryani menyatakan “ Acara ini memang kita kemas dalam metode CTR mas. Apa Itu CTR yakni Contektual Tektual dan Religiusitas. Kita tidak heran jika seluruh bangsa ini secara tektual memahami bendera bangsa kita yakni Merah Putih, bahkan nglonthok secara teori, tetapi apakah banyak memahami makna filosofis dan mengetrapkan dalam kehidupan sehari hari untuk mengibarkan symbol merah putih di dadanya. Saya tidak akan menjelaskan detail mas pasti merasakan bagaimana penerapan dalam kebijakan para Stekholder, bagaimana Masyarakat memahami merah putih, bahkan yang parah hanya dianggap sebagai warna saja walau mengerti artinya Merah berani Putih Suci kan mestinya berani menegakkan dan menjalankan kesucian to tidak berani mengotori kesucian to. Kalua berani menegakkan kesucian mestinya kan tidak ada korupsi, tidak ada pendeskriditan sesama bangsa. Mas rasakan sendiri sajalah” Kelakar Sang Konseptor acara tersebut. Oleh sebab itu, barangkali acara ini hanya sebagai keprihatinan sebagaian anak bangsa yang selalu merasakan pengorbanan para leluhur pejuang tempo dulu.

Dan puncak keprihatinan itu diwujudkan dengan Wadul kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui acara Ritrual Memetri Gula Klapa” lanjutnya yang juga pernah menjadi Penasehat FPK Jatim periode 2020-2025 dan Penasehat DSBKB kab. Blitar ini.

Ditanya siapa saja yang akan hadir di acara tersebut ketua Panitia yang sekaligus ketua Paguyuban Napas Adat Nusantara, Sri Wahyuniati menjelaskan disamping para pemerhati, pelaku budaya, baik seniman maupun budayawan sudah banyak yang konfirmasi hadir, juga bapak Bupati atau Wakil Bupati, Ketua DPR, Kadis Pariwisata Tulungagung informasinya akan menghadiri acara warganya ini.

Mudah mudahan disamping tujuan yang kita inginkan di atas mas acara ini kedepan bisa menjadi motivasi tumbuhnya ekonomi kreatif diwilayah kami, doakan kami bisa menjadikan agenda tahunan mas, lanjutnya.

“Nanti saja mas lebih gamblang kita ikuti acara pada hari kamis, tggal 16 Oktober 2025 mulai pagi hingga malam. Mas nanti akan lebih gamblang karena menyaksikan sendiri, tidak kata saya atau katanya siapa” Kelakarnya mengakiri wawancara ini.