PAGUYUBAN NAPAS ADAT NUSANTARA SIAP LAKSANAKAN MEMETRI GULA KLAPA

Tulungagung-menaramadinah.com-Sukses menggelar acara Sesaji dan Memetri Pancasila pada bulan Juni 2025 beberapa bulan yang lalu, Paguyuban Napas Adat Nusantara yang berdomisili di dsn. Ringinsari Desa Ringinpitu berencana mengadakan bakti kepada negara melalui acara Memetri Gula Klapa. Gula Klapa dimaksud Adalah symbol kewibawaan negara yakni Merah Putih.

Acara ini rencana digelar pada tanggal 16 Oktober 2025. Menurut Sri Wahyuniati, Ketua Paguyuban Napas Adat Nusantara acara ini murni disumbangkan untuk memohon keselamatan Negara Indonesia dengan simbolnya Merah Putih.

Acara ini digelar atas dasar gotong royong seluruh anggota paguyuban yang akan didukung oleh para pemerhati budaya di wilayah Triloka yakni Kediri, Tulungagung dan Blitar serta pemerhati budaya yang berada di sekitar wilayah Triloka tersebut. “Kami hanyalah sebagai rakyat yang ingin sumbangsih terhadap negara sesuai apa yang kami mampu. Walaupun itu hanya sebuah doa untuk keselamatan Negara yang saat ini menurut saya cukup memprihatinkan” Ungkap Sri Wahyuniati yang sudah sering melanglang ke situs situs leluhur di Jawa Bali itu.

Sebagai setitik air didalam l;autan rakyat Indonesia ini kami hanya berharap bahwa Upaya para leluhur yang memperjuangkan tegaknya Merah Putih hingga korban berjuta nyawa tidak hanya dimanfaatkan oleh sekolompok tertentu saja, tetapi dapat dirasakan oleh seluruh Masyarakat bangsa Indonesia. Semoga dengan Ritual yang akan kami adakan ini Tuhan, alam dan para leluhur pejuang bangsa ini benar benar membersihkan penyakit penyakit bangsa sehingga tujuan proklamasi sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 benar benar tercapai. Penyakit, sampah yang akan merongrong negara Merah putih ini secepatnya lenyap dari bumi Merah Putih yakni Indonesia, lanjut Sriwhyuniati. “Tolong dibantu doa dan apa saja yang mas bisa untuk negara ini ya” Ungkapnya kepada penulis.

Disisi lain menurut Ki Maryani, seorang Budayawan yang dijadikan Sesepuh Paguyuban Napas Adat Nusantara bahwa Memetri Gula Klapa ini mempunyai makna dan tujuan yang baik dan luas. Disamping memetri Simbol negara yakni merah Putih sebenarnya secara filosofis dalam peradaban Jawa juga memetri atas hidupnya.

Menurut Ki Maryani Gula Klapa itu simbul asal kehidupan yakni Merah berasal dari ibu, Putih berasal dari ayah dan Hitam yang tidak ditampakkan berasal dari daya Hidup Tuhan yang maha esa. Jadi sebenarnya memetri Gula Klapa itu juga mengandung tujuan mengingatkan Kembali akan asal dan tujuan manusia dihidupkan oleh tuhan sebagai utusan untuk menata dunia ini, ungkap alumnus Fak Sastra Unej ini.

Rangkaian acara nanti akan dikemas dalam kemasan adat Jawa melalui doa yang dilantunkan seperti kidung. Acara ini murni acara Ritual dengan diawali Kirab Pusaka kemudian selamatan dan doa budaya dalam kemasan budaya Jawa. Jadi acara ini tidak ada hubungannya dengan politik, agama atau apapun kecuali ritual untuk keselamatan Negara Republik Indonesia dari rongrongan Disintegrasi bangsa, demikian lanjut sesepuh yang sekaligus konseptor acara nantinya.

Diakhir wawancara penulis apa yang diharapkan dalam acara Memetri Gula Klapa ini, Ki Maryani mengharap bahwa kekotoran atau permasalahan yang menjadikan penyakit yang mengganggu keberlangsungan NKRI ini segera diadili oleh sang Maha Pencipta dibersihkan oleh alam dan dikutuk oleh para leluhur pejuang kemerdekaan sehingga Indonesia tidak tercerai berai tetap utuh dalam kesatuan Republik Indonesia. tikus tikus negara, Penyakit penyakit bangsa secepatnya dibersihkan oleh alam dan Tuhan yang Maha Esa Oleh sebab itu dia mengajak kepada seluruh elemen bangsa yang masih merasa memiliki Negara Indonesia dan masih memiliki hidup untuk Bersama sama melakukan ritual nanti pada Tgl 16 Oktober 2025 malam Jumat Pahing bertempat di Sekretariat Paguyuban Napas Adat Nusantara Desa Ringin Pitu Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Demikian Budayawan asal Blitar mengakiri penjelasannya.