Kuliah di Kampus NU Terbaik

Oleh : Ma ‘ruf Khozin.

Prof. Dr. Nur Kholis Majid (Cak Nur) pernah memprediksi di tahun 90an, bahwa suatu saat NU akan mengalami ‘ledakan sarjana’.

Prediksi tersebut betul adanya. Di tahun 2000 saja sudah banyak kader NU yang meraih gelar kesarjanaan, hingga berdiri Badan Otonom ISNU (Ikatan Sarjana NU). Di luar negeri mahasiswa yang menjalani studi juga aktif berorganisasi dan mendirikan Pengurus NU Cabang Istimewa, khususnya di Eropa.

Para sarjana NU ini kemudian berkhidmat di Nahdlatul Ulama melalui jalur pendidikan dengan mendirikan perguruan tinggi NU. Ada yang masih berupa Sekolah Tinggi, ada yang meningkat menjadi Institut, hingga menjadi Universitas. Di antaranya adalah Universitas NU Surabaya atau UNUSA.

Saya pernah berjumpa dengan seorang Rektor Kampus NU di luar pulau Jawa. Saya bertanya: “Di Kampus NU kok tidak ada fakultas keislaman?” Beliau menjawab dengan jawaban yang luar biasa: “Kalau ilmu keislaman sudah ada di Pesantren, Ma’had Aly atau Perguruan Tinggi yang dikelola Pesantren. UNU adalah untuk masyarakat luas, meng-NU-kan kalangan perkotaan dan orang-orang yang berbasis pendidikan umum”. Jurusan di kampus NU adalah Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan, Fakultas Kebidanan, Fakultas Keguruan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Digital, dan sebagainya.

Jajaran Rektor UNUSA adalah kalangan akademisi yang tidak diragukan lagi ke-NU-annya. Rektornya adalah Prof Achmad Jazidie (saat ini menjadi Ketua Lembaga Perguruan Tinggi PWNU Jatim). Dibantu oleh Prof. Kacung Marijan (Salah satu Ketua PBNU 2010-2015) dan Dr. Muhammad Faqih (Ketua Kaderisasi Kalangan Profesional PWNU Jatim). Slogan kampus ini adalah Mencetak Generasi Rahmatan Lil Alamin.