
Surabaya, Selasa (23/12/2025) — Nada-nada pertama yang mengalun di kediaman salah satu Pembina Kerukunan Keluarga Kalimantan Jawa Timur (K3 Jatim) bukan sekadar irama latihan musik. Lebih dari itu, ia menjadi penanda lahirnya sebuah ruang kebersamaan: D’Katiga Band, grup musik yang tumbuh dari kerinduan para perantau Kalimantan akan tanah leluhur mereka.
Band ini dibentuk oleh Bidang Pemuda, Olahraga, Seni, dan Budaya K3 Jatim sebagai wadah ekspresi seni yang berakar pada budaya Kalimantan. Seluruh personel berasal dari berbagai daerah di Kalimantan, dengan latar belakang suku, etnis, dan agama yang beragam, namun dipersatukan oleh satu semangat: melestarikan dan memperkenalkan budaya Kalimantan melalui musik.
Inisiatif tersebut mendapat sambutan hangat dari Bapak Peter Susilo, salah satu Pembina K3 Jatim, yang dengan tulus menyediakan tempat latihan dan alat musik secara cuma-cuma.
“Saya ingin warga Kalimantan yang beragam suku, etnis, dan agama bisa berbaur, berkarya, dan tidak kehilangan jati dirinya,” ungkapnya.
Semangat itu langsung direspons cepat oleh Ketua Bidang Pemuda, Olahraga, Seni dan Budaya K3 Jatim, Ikhwanus Sofa, bersama Wakil Ketua Bidang, Yoyok Hadisaputro, yang segera mengoordinasikan pembentukan personel dan memulai latihan perdana.
Latihan awal D’Katiga Band juga dihadiri Asmirin Noor, Ketua Harian K3 Jatim. Ia menilai kehadiran band ini sebagai jawaban atas aspirasi panjang diaspora Kalimantan di Jawa Timur.
“Di tengah modernitas, kita tetap harus punya akar. Musik bisa menjadi jembatan yang menghubungkan generasi muda dengan budaya leluhurnya,” ujarnya.
Lebih jauh, Asmirin Noor menggulirkan gagasan agar pemerintah provinsi di Kalimantan dapat secara berkala mengirimkan seniman daerah untuk melatih generasi muda di perantauan. Tak hanya musik, kerja sama juga dirancang untuk pengembangan seni tari, kesenian daerah, hingga olahraga bela diri tradisional seperti kuntau.
Dengan formasi yang kaya — mulai dari vokalis hingga multi-instrumentalis seperti Mbak Icha, Mbak Alda, Mbak Lilik, Mbak Yanti, Pak Peter, Mas Yoyok, Mas Daffa, Bang Sentot, dan Bang Riad — D’Katiga Band menatap masa depan sebagai lebih dari sekadar grup musik. Mereka hadir sebagai penjaga ingatan budaya, yang menghidupkan kembali nilai-nilai Kalimantan melalui harmoni nada.
Bagi D’Katiga Band, setiap dentuman drum, petikan gitar, dan lantunan vokal bukan hanya hiburan, melainkan doa dari perantauan—tentang rindu yang dirawat, jati diri yang dijaga, dan Kalimantan yang terus hidup dalam ingatan dan irama.
