Pleno Kubu Sultan PBNU Tetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum.

JAKARTA–Perselisihan internal di lingkaran tertinggi Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menarik perhatian publik belakangan ini, yang terbagi menjadi dua kubu utama: Kubu Keramat dan Kubu Sultan.

Peristiwa terbaru adalah rapat pleno yang diadakan oleh Kubu Sultan di Hotel Sultan, Jakarta, yang menghasilkan penetapan pengganti Ketua Umum (Ketum) PBNU setelah pengabdian KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) selama empat tahun.

Berikut adalah laporan lengkap terkait peristiwa tersebut, beserta kejadian sebelumnya dan reaksi dari pihak Kubu Keramat.

Rabu (10/12/2025) – Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof M Nuh mengumumkan bahwa KH Zulfa Mustofa resmi menjadi Penjabat (Pj) Ketua Umum (Ketum) PBNU.

Hal itu merupakan salah satu hasil dari Rapat Pleno PBNU Kelompok Sultan (Kubu Sultan) yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Selasa (9/12/2025).

“Penetapan Penjabat Ketua Umum PBNU masa bakti sisa sekarang yaitu yang mulia beliau KH Zulfa Mustofa. Oleh karena itu beliau akan memimpin PBNU sebagai Penjabat Ketua Umum melaksanakan tugas-tugasnya sampai Muktamar,” ujarnya saat jumpa pers.

Prof Nuh juga menjelaskan bahwa Muktamar ke-35 nanti akan disesuaikan waktunya kembali ke siklus semula, bukan dimajukan.

“Sebelum hari Raya Haji sudah dilakukan (Muktamar ke-35),” katanya, menambahkan bahwa Muktamar Ke-34 NU di Lampung terhitung paling lambat 1 tahun dari semestinya.

Sementara itu, Pj Ketum PBNU dari Kubu Sultan KH Zulfa Mustofa bertekad akan menjalankan amanah yang diputuskan dalam rapat pleno. “Malam ini sebagaimana kita semua ketahui rapat pleno telah menetapkan alfaqir, menetapkan diri saya sebagai Penjabat Ketua Umum,” ujarnya pada sambutan. “Saya juga menyampaikan, tidak mau menjadi bagian konflik masa lalu. Tapi saya ingin menjadi solusi jam’iyyah ini di masa depan. Saya mengajak pengurus NU, mari kita bersatu kembali di rumah besar ini,” tambahnya.

Sebelumnya, pada saat persiapan rapat pleno, Katib Syuriyah PBNU Sarmidi Husna mengungkapkan terdapat dua calon Pj Ketum dari Kubu Sultan, yakni KH Zulfa Mustofa dan Prof Nizar Ali.

“Yang jadi Pj Ketum masih ada dua opsi Prof Nizar sama Kiai Zulfa,” katanya di sela-sela pleno.

Selama rapat berlangsung, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Gus Yahya setelah pengabdiannya selama empat tahun terakhir.

“Terima kasih kepada KH Yahya Cholil Staquf yang sudah menuangkan pemikiran selama empat tahun, kita masih saudara. Mudah-mudahan ada perbaikan untuk muktamar yang akan datang,” terangnya.

Kejadian Sebelumnya

Sebelum rapat pleno Kubu Sultan, telah terjadi dua peristiwa penting yang memperparah konflik internal.

Pertama, pada minggu sebelumnya, Kubu Keramat mengadakan rapat terbatas di Markas Besar PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta, yang menyatakan penolakan terhadap upaya perubahan kepemimpinan sebelum masa bakti berakhir. Kedua, beberapa tokoh senior dari Kubu Keramat juga mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa kepemimpinan Gus Yahya masih sah dan harus dihormati sampai Muktamar resmi diadakan.

Reaksi Kubu Keramat (Keluarga Keramat PBNU)

Setelah pengumuman penetapan KH Zulfa Mustofa, KH Yahya Cholil Staquf sendiri memberikan reaksi yang tenang. Dalam keterangan singkat yang disebarkan oleh stafnya, Gus Yahya menyatakan bahwa ia menghormati setiap keputusan yang diambil dalam rangka kepentingan NU, namun tetap menegaskan bahwa proses kepemimpinan harus sesuai dengan adiluhungnya azas-azas NU.

Selain itu, beberapa tokoh lainnya dari Kubu Keramat, seperti KH Ma’ruf Amin dan KH Said Aqil Siradj, juga mengeluarkan pernyataan yang menekankan pentingnya kesatuan NU. “Kita tidak boleh biarkan konflik kepemimpinan memecah belah umat. Semua pihak harus bersikap bijak dan mencari solusi yang menyatukan, bukan memecah,” ujar KH Said Aqil Siradj.*Imam Kusnin Ahmad*