
PASURUAN–Suasana khidmat dan penuh syukur menyelimuti Auditorium Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Bangil Pasuruan pada Senin (22/12/2025). Pada hari itu, keluarga besar Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Pasuruan turut merayakan pengukuhan Prof. Dr. Romlah, M.Pd.I, sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Mutu Pendidikan Islam — sebuah pencapaian yang menjadi kebanggaan bagi kader NU dan dunia akademik Islam.
Ketua PC ISNU Kabupaten Pasuruan, Dr. Ahmad Adip Muhdi, M.H.I, hadir langsung beserta jajaran pengurus dan kader ISNU untuk memberikan dukungan moral dan apresiasi. Pengukuhan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI, Prof. Nasarudin Umar, tertanggal 1 Desember 2025.
Prof. Romlah menorehkan sejarah sebagai rektor perguruan tinggi swasta perempuan pertama yang meraih gelar profesor tahun 2025, serta perempuan ketiga di Jawa Timur yang mencapai puncak karier akademik di bidang kajian keislaman dan pendidikan. Dalam orasi ilmiahnya bertajuk “Reinventing Manajemen Mutu Pendidikan Islam di Era Disrupsi: Integrasi Nilai, Teknologi, dan Sustainable Leadership”, beliau menekankan pentingnya mutu pendidikan yang unggul secara administratif dan kuat dalam pembentukan karakter keislaman.
“Kami keluarga besar ISNU Pasuruan merasa sangat bangga. Prof. Romlah adalah teladan nyata bagi para sarjana dan intelektual NU di Pasuruan. Beliau membuktikan bahwa dengan ketekunan dan khidmat melalui jalur akademik, kita bisa mencapai puncak tertinggi tanpa kehilangan identitas kepesantrenan dan ke-NU-an,” ujar Dr. Adip. Beliau juga berharap pencapaian ini dapat memotivasi kader ISNU untuk meningkatkan kapasitas keilmuan demi kemajuan umat dan bangsa.
Acara dipimpin oleh Wakil Koordinator Kopertais Wilayah IV, Prof. Akh Muzakki, dengan kehadiran pejabat daerah, pimpinan pondok pesantren, rektor berbagai perguruan tinggi, dan pakar pendidikan.
Pengukuhan Prof. Romlah menjadi cerminan inovasi dalam dunia pendidikan Islam — di mana integrasi nilai-nilai keislaman, teknologi, dan kepemimpinan berkelanjutan dijadikan landasan untuk meningkatkan mutu.
Bagi para kader dan pemuda NU, prestasinya menjadi motivasi yang kuat: bahwa jalur akademik bisa menjadi wadah untuk mencetak tokoh intelektual yang tetap memegang teguh akar budaya kepesantrenan, sekaligus berkontribusi bagi kemajuan pendidikan Islam di Indonesia secara luas.*Imam Kusnin Ahmad*
