

Sementara dalam sambutannya KH Zulfa Mustofa setelah ditunjuk sebagai PJ PBNU di Rapat Pleno secara tertutup mengatakan, mengajakan kepada seluruh warga nahdliyin dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) untuk kembali memperkuat kebersamaan seluruh pengurus NU, baik di tingkat pusat PBNU, di wilayah, kota, kabupaten atau kecamatan dan bahkan sampai ranting-ranting NU, termasuk para kiai, masyayikh.
“Mari kita bersatu kembali di rumah besar kita ini. Saya sebagai Pj Ketua Umum Tanfiziah PBNU dapat menjadi penanda berakhirnya polemik internal yang di tubuh PBNU, “anaknya.

Lebih lanjut Sekretaris Jenderal PBNU, Amin Said Husni, oleh karena itu, mayoritas pengurus tetap setia pada arahan para kiai sepuh. Tetap loyal kepada dawuh kiai sepuh.
Alasan KH. Amin Said Husni menyatakan. ketidaksetujuan para pengurus terlihat jelas Dari 216 anggota yang seharusnya hadir, hanya 58 yang datang atau sekitar 26 persen. Kondisi itu membuat rapat jauh dari ambang batas kuorum.
Menurut data yang ia sampaikan, unsur Mustasyar hanya dihadiri dua dari 29 orang, sementara unsur Syuriah dihadiri 20 dari 53 orang. Unsur Tanfidziyah hadir 22 dari 62 pengurus, dan unsur A’wan hanya tujuh dari 40 orang. Dari 18 lembaga PBNU yang ada, hanya lima yang mengirim perwakilan, sedangkan dari 14 badan otonom (Banom), hanya dua yang hadir.
Amin menilai absennya lebih dari tiga perempat anggota menjadi sinyal kuat bahwa wacana pemakzulan tidak mendapat dukungan luas.
“Lebih dari tiga perempat anggota memilih tidak datang, sebuah sinyal kuat bahwa langkah pemakzulan tidak mendapat dukungan luas di internal PBNU,” tegasnya.
