Memasuki Babak Baru Konstelasi dengan Dipilihnya KH. Zulfa Mustofa di Rapat Pleno PBNU Secara Tertutup. Kemudian Sekjen KH. Amin Said Husni Menolak Karena Mengabaikan Arahan Kiai Sepuh dan Mustasyar di Pesantren Ploso dan Tebuireng

Memasuki babak baru konstelasi internal setelah Rapat Pleno PBNU berakhir pukul 22.30 wib dengan ditunjuk PJ Ketum PBNU KH. Zulfa Mustofa. Bagaimana pendapat Prof. Moh Nuh. Pj PBNU terpilih dan KH. Yahya Cholil Staquf dan suasananya. Berikut ini laporan Drs. Husnu Mufid, M PdI :
Rapat Pleno PBNU yang disaksikan dan ditunggu tunggu hasilnya oleh jutaan Jamiyah NU di Indonesia. Bahkan diluar negeri. Akhirnya terjawab sudah. Yaitu dipilihnya KH. Zulfa Mustofa sebagai PJ  Ketum PBNU hingga tahun 2026.Keputusan itu dihasilkan dalam rapat pleno dan disetujui semua peserta yang hadir   di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (9/12) tadi malam pukul 22.30 wib.Dalam proses penentuan PJ Ketum PBNU itu dilakukan secara tertutup. Media online maupun cetak serta TV  tidak boleh menyaksikan. Hal inilah yang bikin kecewa wartawan yang melakukan liputan secara langsung.Setelah proses pemilihan PJ Ketum PBNU dengan terpilih KH. Zulfan Mustofa. Baru dibuka dan disampaikan kepada wartawan.  Oleh  Rais Syuriyah PBNU Prof. Mohammad Nuh. Tidak dijelaskan proses pemilihan secara langsung berdasar demokrasi atau penunjukan oleh beberapa kiai. Bahkan sudah ditentukan sebelum Rapat Pleno berlangsung.Prof. Mohammad Nuh menyampaikan, forum pleno menyepakati penunjukan Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum untuk melanjutkan sisa masa bakti kepengurusan hingga 2026 digelarnya Muktamar.

Sementara dalam sambutannya KH Zulfa Mustofa setelah ditunjuk sebagai PJ PBNU di Rapat Pleno secara tertutup mengatakan,   mengajakan kepada seluruh warga nahdliyin dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) untuk kembali memperkuat kebersamaan  seluruh pengurus NU, baik di tingkat pusat PBNU, di wilayah, kota, kabupaten atau kecamatan dan bahkan sampai ranting-ranting NU, termasuk para kiai, masyayikh.

“Mari kita bersatu kembali di rumah besar kita ini. Saya  sebagai Pj Ketua Umum Tanfiziah PBNU  dapat menjadi penanda berakhirnya polemik internal yang di tubuh PBNU,  “anaknya.

PBNU Tegaskan Rapat...
Sedangkan diluar Hotel Sultan Jakarta Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Amin Said Husni menegaskan, Rapat Pleno yang diadakan oleh Rais Aam itu jelas sekali mengabaikan seruan mustasyar dan kiai sepuh di Pesantren Ploso Kediri dan Pesantren  Tebuireng Jombang.
“Dimana para kiai sepuh menegaskan bahwa pemakzulan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf berlawanan dengan AD/ART, dan segala langkah yang bersumber dari sana juga melanggar aturan organisasi,”jelasnya.

Lebih lanjut Sekretaris Jenderal PBNU, Amin Said Husni, oleh karena itu,  mayoritas pengurus tetap setia pada arahan para kiai sepuh.  Tetap loyal kepada dawuh kiai sepuh.

Alasan KH. Amin Said Husni menyatakan.  ketidaksetujuan para pengurus terlihat jelas  Dari 216 anggota yang seharusnya hadir, hanya 58 yang datang atau sekitar 26 persen. Kondisi itu membuat rapat jauh dari ambang batas kuorum.

Menurut data yang ia sampaikan, unsur Mustasyar hanya dihadiri dua dari 29 orang, sementara unsur Syuriah dihadiri 20 dari 53 orang. Unsur Tanfidziyah hadir 22 dari 62 pengurus, dan unsur A’wan hanya tujuh dari 40 orang. Dari 18 lembaga PBNU yang ada, hanya lima yang mengirim perwakilan, sedangkan dari 14 badan otonom (Banom), hanya dua yang hadir.

Amin menilai absennya lebih dari tiga perempat anggota menjadi sinyal kuat bahwa wacana pemakzulan tidak mendapat dukungan luas.

“Lebih dari tiga perempat anggota memilih tidak datang, sebuah sinyal kuat bahwa langkah pemakzulan tidak mendapat dukungan luas di internal PBNU,” tegasnya.