
Hari ini Muktamar PPP masih berlangsung. Perebutan Ketum masih berlangsung. Sempat ricuh sebelum pemilihan secara demokrasi. Kok bisa ? Apa akibatnya jika terus berlangsung rebutan Ketum PPP. Berikut ini laporan Husnu Mufid Pemred menaramadinah.com :
Memang tragis sekali kondisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diacara Muktamar X saat akan memilih Ketua Umum-nya Sabtu, 27 September 2025 kemarin.
Karena sempat bikin suasaba panas hingga saling baku pukul dan lempar kursi serta adu mulut berlanjut berkelahi saat Muktamar di Ancol Jakarta.
Kericuhan bermula dari gesekan antara pendukung Mardiono dan Agus Suparmanto. Mereka saling klaim Hasil Muktamar X kemudian memunculkan 2 Ketum.
Mardiono mengklaim dan mengumumkan dirinya terpilih secara aklamasi. Sedangkan, kubu lainya, mengklaim Agus Suparmanto terpilih sebagai Ketum PPP secara aklamasi lewat sidang yang berjalan hingga Minggu dini hari.
Kondisi ini bikin bangsa Indonesia prihatin. Sudah tidak bisa masuk Senayan pada Pemilu beberapa tahun lalu. Malahan tidak bersatu sesama Kader PPP.
Kalau hal ini terus berlangsung tetap ribut usai Muktamar X sesama Kader PPP tentu akan sulit masuk Senayan. Oleh karena itu perlunya bersatu guna menggapai kejayaan kembali seperti di Era Orde Baru.
Masing masing Kader PPP harus lebih mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Untuk bisa kembali masuk Senayan dari pada bertengkar merebutkan kursi Ketum PPP. Siapapun yang jadi ketum perlu didukung.
Para Kader PPP harusnya berfikir kedepan bagaimana PPP kembali besar lagi dengan cara bersatu. Tapi jika masih tetap saling bermusuhan tentu PPP akan ditinggalkan pemilihnya. Akibatnya tinggal sebuah nama saja. PPP ditinggalkan pemiliknya.
Sementara Cak Imin dari PPP Surabaya yang hadir diacara Muktamar X PPP itu merupakan dinamika politik. Kita terus pantau perkembangannya. Mengingat di Surabaya masih banyak anggota DPRD yang baik baik dan punya visi kedepan membesarkan partai.
