
Kediri-menaramadinah.com-Pergelaran Sarasehan Budaya Nusantara yang akan digelar pada Sabtu 14 Juni 2025 pukul 09.00-13.00 wib di Gedung Balai Blabak Kota Jl. Piere Tendean 301- 303 menolak diberitakan menaramadinah.com.
Sarasehan Budaya Nusantara itu bertema : Menggali Jati Diri Bangsa Melalui Roh Pancasila sebagai Roh Kebudayaan Nusantara.
Menurut Ki Joko Pitono mengatakan, tidak dulu diberitakan di menaramadinah.com. Terimakasih Pak Mufid, ini sudah dicover dari media Kediri, matur nuwun.
Pernyataan Ki Joko Pitono selaku penyelenggara Sarasehan Budaya Nasional ini disayangkan budayawan Surabaya Ki Khoirul. Seharusnya boleh boleh saja. Semakin banyak media. Tentu semakin banyak yang mengetahui.
“Ini memang aneh. Sarasehan Budaya Nusantara yang bahas Pancasila kok hanya media Kediri saja. Media Online dari Surabaya tidak dibutuhkan. Tidak adil namanya. Jangan beda bedakan media online antar kota,”ujar Ki Khoirul budayawan Surabaya.
Sementara Ki Mariani budayawan dan seniman asal Blitar mengatakan, lok masih dengar ini saya. Sarasehan budaya tidak boleh diberitakan itu. Maaf yang melarang dari siapa.
“Sesuatu yang lucu sarasehan budaya apalagi Pancasila yang notabene dasar negara dan pandangan hidup bangsa kok tidak boleh diberitakan. Maaf aku ganti bertanya ada apa ini,”ujarnya.
Sedangkan Pemred menaramadinah.com Husnu Mufid menyayangkan Sarasehan Budaya Nusantara yang bahas Pancasila tidak diperkenankan diberitakan. Mengingat sarasehan ini sangat penting untuk diketahui masyarakat luas. Artinya biar tahu Pancasila ditinjau dari Budaya.
“Ini perlu dipikirkan oleh Ki Joko Pitono selaku penyelenggara. Seharusnya biarlah media onling dari berbagai kota meliput. Mengingat yang dibicarakan Pancasil,”tegasnya.
Lain lagi dengan Ki Koeshartono Pemangku Ndalem Pojok Kediri dan budayawan yang akan menerbitkan buku Sejarah Pancasila mengatakan, itu milik bangsa Indonesia
Dasar negara Republik Indonesia. Maka harus dimengerti diamalkan dan diberitakan
“Kalau tidak boleh memberitakan serasian Pancasila ini namanya orang yang nggak Pancasila,”ungkapnya.
Sedangkan Ki Pendopo Limo Budayawan asal Malang menjelaskan, Sak meniko suatu kehormatan dan kesempatan artinya beliau lebih percaya media menara madinah peran aktif selama ini
Pendopo limo sangat berterima kasih atas media menara madinah yang mempublikasikan. Menara madinah sangat merakyat dan bermasyarakat.
Husnu Mufid