
Prof. Mahmud Mustain, Guru Besar Teknik Kelautan ITS.
Memang betul bahwa raga manusia yang punya kemampuan ini bisa berbuat hanya berbasis pada kemauan jiwa. Raga yang sifatnya fisik (kongkrit) ini digerakkan oleh komponen tubuh yang non-fisik (abstrak) yang kita sebut jiwa. Contoh kita pergi ke suatu tempat pasti sebab adanya kemampuan yang diperintahkan oleh kemauan yang bersifat abstrak. Nah kemauan ini berisi empat komponen yakni hati, syetan, nafsu, dan akal.
Ketika syetan dibantu nafsu menguasai kemauan, maka suara hati akan meredup dan bahkan tidak berperan. Akal perannya hanya fasilisator penguatan dan bahkan bisa mengokohkan kemauan. Di sini mulai teropini bahwa hati menjadi faktor utama dalam membangun kemauan baik.
Ketika hati bisa ber-effort yakni berupaya keras dengan tirakat/riyadloh dengan baik maka secara logika ketiga komponen yang lain dalam membangun kemauan tersebut bisa terkuasai. Syetan yang difasilitasi nafsu akan njungkel bila hati mau tirakat mendekatkan diri pada PENCIPTA. Misalkan hanya dengan melafalkan ta’awuld yakni a’udlu billahi minassaithonirrajim (permohonan untuk dijauhkan dari syetan), insyaAllah syetan akan lari terbirit-birit. Nafsu yang notabenenya menjadi fasilitas syetan akan tidak berdaya. Dengan demikian akal bisa menjadi fasilitator hati untuk lebih mengokohkan kemauan, yang jelas hanya kemauan baik.
Kunci tirakatnya hati adalah mengurangi dan bahkan menghilangkan semua jenis penyakit hati. Ada tiga biang/tokoh penyakit hati yakni; sombong (takabur), serakah (thoma’), dan iri-dengki (chasud).Tirakatnya hati ini sungguh menjadi kunci meraih sukses dalam membangun karakter akhlaqul karimah. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan tirakat hati sungguh besar manfaatnya. Mari kita bersama-sama meningkatkan kemampuan tirakat hati sampai batas usia kita habis yakni dipanggil SANG KHOLIQ.
Semoga manfaat barokah selamat dunia akhirat aamiin.
🤲🤲🤲
Surabaya, 19 Dzul-Qo’dah 1446/ 17 Mei 2025
m.mustain