*Benarkah Kekuatan Pikiran tidak Terbatas…?*

Oleh : Prof. Machmud Mustain Guru Besar ITS Surabaya.

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam (QS: 1: 2). Kata semesta berarti *semua*, yakni seluruh alam yang diciptakan oleh pencipta
atau *creator* Tuhan Allah SWT. Pencipta berkreasi menciptakan ciptaannya yakni berupa semua alam ini sudah barang tentu menyertakan aturan atau regulasi dari ciptaan tersebut yakni kitab-kitab dan lembaran-lembaran.
Sungguh satu-satunya alam yang mampu mencerna regulasi pencipta dan sekaligus menjadi objek regulasi tersebut adalah alam pikiran manusia.

Diskripsi alam secara sederhana adalah adanya dua alam yakni alam syahadah dan alam ghoib. Alam syahadah kita respon atau kita cerna dengan menggunakan alat panca indra dan wadah akal atau pikiran. Sedangkan alam ghoib kita cerna dengan wadah iman.
Betapa Tuhan menciptakan jumlah macamnya alam syahadah ini secara logika terbatas berapa banyak jumlahnya. Tetapi secara realita logika dan pikiran manusia belum bisa menentukan berapa besar jumlah alam syahadah di semesta alam ini. Secara konkrit siapa yang bisa menghitung jumlah alam kehidupan renik seperti virus, DNA, dst. Jangankan yang renik itu, yang besar saja seperti alamnya kambing dan alam kutu kambing sudah berbeda, *SubhanaAllah.*

Kembali pada pikiran manusia yang tertera pada judul artikel ini adalah salah satu bentuk alam dari sekian banyak jumlahnya alam. Dalam kenyataannya alam pikiran manusia adalah satu-satunya wadah berpikir yang notabenenya digunakan untuk *mengolah* dinamika kehidupan di seluruh alam, baik yang syahadah maupun yang ghoib. Hal ini diambil dari pemahaman bahwa Nabi Muhammad SAW adalah diutus untuk menyebarkan rahmat bagi seluruh alam.

Dengan demikian pertanyaan Benarkah kekuatan pikiran tidak terbatas ?. Apabila mengacu pada sifat dasar makhluq yang ada awal ada akhir, maka dengan mudah kita bisa menjawab tidak benar yakni pasti terbatas. Hanya saja batas itu bergantung kepada dinamika keperluan kehidupan alam (juga kepentingan ahirat).

Alhasil betapa besar peran dan kekuatan pikiran manusia untuk mencerna regulasi Pencipta dalam mengatur kehidupan ini. Tetapi tetap bersifaf terbatas lantaran bersifat dasar makhluq yang baru serta ada awalnya (hawadits). Dengan demikian mari kita gunakan pikiran kita sebagai sarana ibadah yang sangat potensial bisa membuahkan pahala besar sebagai amal sholeh.

Semoga manfaat barokah selamat aamiin.

Mekkah 22 Romadlon 1446/22 Maret 2025