
Catatan : Drs. Mochamad Taufik, M. Pd
Dewi berdiri di pinggir jalan depan rumah Mak Cik Bar, menundukkan kepala sambil menggenggam erat tas sekolahnya. Suara Kak Suat, pedagang busana muslimah di pasar dekat rumahnya, masih terngiang di telinganya.
“Dewi, kalau mau sukses, jangan malas! Kamu harus terbiasa dengan disiplin dan kerja keras!”
Hari itu, Dewi sedikit terlambat membantu ibunya yang berjualan di pasar. Kak Suad. Bos pedagang busana muslimah, lebih tegas dibanding pedagang lain. Tapi Dewi tidak membantah. Ia sadar, setiap orang punya cara mendidik yang berbeda. Meskipun keras, ia belajar untuk tetap sabar.
Saat pulang, ibunya duduk di sampingnya dan mengelus kepalanya. “Nak, Allah mencintai orang-orang yang sabar. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153).
Dewi mengangguk. Ia tahu, walau berat, teguran itu adalah bentuk kasih sayang.
Kejujuran Membawa Keberkahan
Suatu hari, di sekolah, Dewi menemukan dompet di dekat kantin. Teman-temannya berkata, “Ambil saja uangnya, siapa tahu itu rezekimu!”
Namun, Dewi teringat pesan ibunya:
“Jangan pernah mengambil milik orang lain, walau hanya jarum patah.”
Ia pun menyerahkan dompet itu ke guru. Keesokan harinya, seorang ibu datang mencarinya.
“Nak, terima kasih sudah mengembalikan dompet ini. Isinya uang untuk membayar biaya rumah sakit suamiku. Kalau hilang, aku pasti kesulitan.”
Mendengar itu, Dewi merasa bahagia. Ia sadar, kejujuran bukan hanya soal tidak mencuri, tetapi juga menolong orang lain. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Hendaklah kalian selalu jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga” (HR. Muslim).
Kesabaran dan Kejujuran Mengantarkan Kesuksesan
Tahun demi tahun berlalu. Dewi tumbuh menjadi perempuan yang dikenal sabar dan jujur. Ia diterima jadi PNS di SMA N Purwosari dan akhirnya pindah di kota kelahirannya jadi bendahara di SMAN Bangil. Dan suatu hari dipercaya mengelola keuangan sekolah.
Saat memegang uang miliaran rupiah, ia tak tergoda sedikit pun. Ia teringat pesan ibunya, bahwa sejujur apa pun seseorang dalam hal kecil, akan menentukan kejujurannya dalam hal besar.
Allah pun memberikan keberkahan dalam hidupnya. Ia membuktikan bahwa siapa pun yang sabar dan jujur, pasti akan mendapatkan pertolongan dan cinta dari Allah. Seperti janji-Nya
“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. At-Taubah: 120).