
Lamongan-menaramadinah.com-Yayasan Sunan Giri Universitas Islam Lamongan menggelar Seminar Nasional Pameran Naskah Kuno & Peresmian Pusat Studi pada Sabtu, 15 Februari 2025 pukul 09.00 wib -13.00 wib.
Acara Seminar Nasional tersebut bertema: “Menelusuri Jejak Dakwah dan Pemikiran Sunan Giri dari Naskah Kuno” Bertempat di Aula Gedung A, Universitas Islam Lamongan
Acara ini menghadirkan pakar kajian mendalam tentang dakwah dan pemikiran Sunan Giri yang tertuang dalam naskah-naskah kuno, serta mengungkap warisan intelektual Islam di Nusantara. Seperti, Dr. Abdul Ghofur, Wahyu Muryadi, Krus Aji A W dan Diaz Nawaksara.
Selain seminar, acara ini juga akan dimeriahkan dengan:*Pameran Naskah Kuno* – Menampilkan berbagai manuskrip bersejarah. Sekaligus *Launching Pusat Studi Kajian Manuskrip dan Wali Jawa Timur* – Sebagai wadah riset dan pelestarian manuskrip keislaman.
Pada Seminar Nasional ini sangat menarik dan suasana menjadi hidup. Karena yang dibahas adalah Sunan Giri, Sunan Prapen, Pangeran Diponegoro hingga makam palsu dan banyaknya tarikan uang kepada pezuarah.
Para penanya cukup kritis. Yaitu mengapa makam Sunan Prapen itu lebih sakral dari Makam Sunan Giri. Hal ini dikarenakan ada unsur bisnisnya. Yaitu banyak tarikan terhadap peziarah. Ada dari Pemkab Gresik dan Juru Kunci.
Sedangkan di makam Sunan Prapen tidak ada penarikan uang dan cungkup makam masih asli. Yang merupakan cungkup Makam Sunan Giri yang dipindahkan.
Selain itu, juga membahas soal Pangeran Diponegoro pakai Jubah dan Surban atau pakai udang. Suasanapun jadi gergeran tertawa. Dijawab oleh nara sumber bahwa kalau di rumah pakai Udeng dan saat perang pakai jubah dan keris.
Dalam lukisanpun ada versi Belanda dan versi pelukis Raden Saleh. Yang lukisan Pangeran Diponegorop tertunduk itu versi Lukisan Belanda. Sedangkan versi Raden Saleh Pangeran Diponegoro tidak tertunduk. Ini menunjukkan seni lukis ada motif politiknya.
Diakhir Seminar Nasional nara sumber dan peserta sepakat Universitas Islam Lamongan akan menjadi Pusat Studi Kajian Manuskrip dan Wali Jawa Timur sebagai wadah riset dan pelestari manuskrip keislaman.
Husnu Mufid