
JAKARTA-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama di Hotel Bidakara, Jakarta, yang dibuka pada Jumat (31/1/2025).
Agenda ini akan berlangsung hingga Sabtu (1/2/2025) hari ini. Kongres Keluarga Maslahat NU dirangkai dengan acara Festival Keluarga Indonesia yang digelar di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, pada Sabtu-Ahad (1-2/2/2025).
Dalam acara pembukaan Kongres Keluarga Maslahat, PBNU meluncurkan aplikasi Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) yang memuat beragam fitur utama, salah satunya konsultasi keluarga berbasis kecerdasan buatan (AI).
Selain meluncurkan aplikasi GKMNU, PBNU juga meneken nota kesepahaman dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) serta Kementerian Kependudukan dan Pengembangan Keluarga (Kemendukbangga).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berharap, Gerakan Keluarga Maslahat NU dapat menjadi vaksin dari tren perkembangan pergaulan modern yang cenderung ke arah dehumanisasi. “Ada sisi lain yang diharapkan dari GKMNU, yaitu dapat menjadi serum atau vaksin dari tren perkembangan pergaulan yang kita lihat dewasa ini yang semakin secara intens dipenetrasi oleh berbagai macam teknologi digital dan komunikasi,” katanya.
Ia menambahkan melalui program dan kegiatan GKMNU, masyarakat semakin hangat dan erat kemanusiawiannya serta tidak menyerah dengan perkembangan teknologi saat ini. “Kita berharap, pergaulan di antara sesama kita masih bisa tetap kita jaga kemanusiawiannya, kehangatannya, dan tidak serta-merta menyerah pada berbagai platform teknologi yang memang mungkin menyediakan kemudahan-kemudahan, tapi jangan sampai merelakan hubungan kesejatian di antara manusia,” ujar Gus Yahya.
Gus Yahya juga berharap, ikhtiar yang dilakukan NU ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. “Insyaallah semoga ada barakah yang nyata untuk kita semua, untuk kemaslahatan keluarga kita, kemaslahatan Indonesia tercinta, dan kemaslahatan kemanusiaan. Semoga ikhtiar ini dapat mencapai seluruh maksud baiknya,” kata Gus Yahya.
Senada, Penanggung Jawab Kongres Keluarga Maslahat NU Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menyampaikan bahwa Kongres Keluarga Maslahat merupakan bentuk pengabdian NU kepada masyarakat Indonesia. “Kongres ini merupakan konsolidasi khidmah NU untuk langsung melayani keluarga Indonesia dan upaya konsolidasi keluarga internal NU melalui kegiatan atau program dari keluarga maslahat NU,” katanya. Alissa menyebut bahwa GKMNU telah berhasil menjangkau 1,5 juta keluarga hingga ke tingkat desa dengan melakukan berbagai program meliputi sosialisasi keluarga maslahat, pencegahan stunting, bimbingan pernikahan kepada calon pengantin, dan edukasi seksual bagi remaja. “Selama 2 tahun pelaksanaan GKMNU, kami sudah berhasil untuk menjangkau 1,5 juta. Lebih dari 5 ribu calon pengantin untuk bimbingan calon pengantin bersama Kemenag dan Kemenkes,” kata Alissa. GKMNU juga telah mendampingi keluarga untuk pencegahan stunting dimulai dari ibu hamil sampai balita. “30 ribu bayi bawah usia 2 tahun yang sudah terjangkau oleh program kami,” jelas Alissa. Kemudian, GKMNU sudah mengedukasi remaja di sekolah dan madrasah untuk mengurangi hingga memberantas pergaulan bebas. “30 ribu remaja. Hampir 300 sekolah dan madrasah yang terlibat dengan ribuan guru, tenaga kependidikan, dan tentu saja mitra-mitra di akar rumput, dari pemerintah desa, posyandu, pemda, organisasi masyarakat sipil,” lanjut Alissa.
Kongres Keluarga Maslahat NU akan membahas strategis bagi keluarga Indonesia dalam membangun kehidupan yang maslahat dan Tangguh di era penuh tantangan ini yang dikelola secara komprehensif melalui Satuan Tugas Gerakan Nasional (Satgasnas) GKMNU atas mandat PBNU.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, kongres ini menjadi platform penting untuk mewujudkan visi transformasi sosial melalui keluarga sebagai pilar utama bangsa. Kongres Keluarga Maslahat NU ini diikuti oleh 300 peserta yang berasal dari PBNU, PWNU se-Indonesia, anggota Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (Satgas GKMNU), dan undangan kemitraan.
Acara pembukaan Kongres Keluarga Maslahat NU dihadiri Mustasyar PBNU Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid dan KH Husein Muhammad, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Sekretaris Jenderal PBNU sekaligus Menteri Sosial RI H Saifullah Yusuf, Ketua SC Harlah Ke-102 NU Prof KH Muhammad Nuh, dan Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Hj Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid), dan Kasatgas GKMNU H Yaqut Cholil Qoumas. Hadir juga jajaran pemerintah yakni Menko PMK Pratikno; Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI Wihaji; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Arifatul Choiri Fauzi; Menteri Agama RI Nasarudin Umar; Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran RI Christina Aryani; Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Ahmad Dofiri; Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamarudin Amin; Direktur Jenderal Bimas Islam Abu Rokhmad, Direktur Pesantren Kemenag RI Basnang Said; Direktur Kurikulum, Sarana, Kesiswaan, dan Kelembagaan Kemenag RI Nyayu Khodijah, Direktur Penerangan Islam Kemenag RI Ahmad Zayadi, serta Direktur Zakat dan Wakaf Kemenag RI Waryono Abdul Ghofur.*Imam Kusnin Ahmad*