
Catatan Dt. Hadi Prajoko, SH. MH.
Cobalah fakta unik, ada panti marhaen di Surabaya dan Malang cukup elite dibangun sebagai ruang hayatan kaum nasionalis tetapi dijual oleh orang orang yg mengaku ideologis dg menyandang GMNI dan kader marhaenis,…. Sekarang HMI dan NU musuh besar kaum nasionalis punya gedung bertingkat 32 Megah, tetapi kaum marhaen hanya punya panti marhaen gubuk derita pagar nya Pring kuning sungguh memalukan…
Ideologi hanya untuk lipstik menipu secara terukur rakyat….
Siapapun mereka pasti akan selesai pesta pora menipu rakyat.
Jangan lagi rakyat diberikan makanan ideologi ideologi yang tidak sesuai dengan adab….. lihat saja kota Kediri, Blitar Tulungagung dan sekitarnya, kota yg dahulu sebagai inspirasi budaya Jawa sekarang ada banyak Gus Gus yg hedonis dan aristokrat menyiarkan musik Padang pasir membabi buta, ada Gus idam yg tidak mengidamkan musik leluhur atau gamelan isinya hanya Hadrah Al-Banjari, sungguh ternista Bangsa ini….
Pemerintah Indonesia hanya menghargai tradisi luhur Bangsa asing, sebagai contoh peringatan hari’ besar kaum bule, kaum arab, kaum China secara besar besaran tetapi mereka lupa hari raya nya leluhurnya sendiri itulah fakta…
Maulid nabi arab, gong xi fat chai, dan misa Kudus kaum bule Ibrani dipestakan besar besaran, tetapi mereka mengharamkan hari raya SAKA, Sarentahun, Sradda Banawa Sekar, dll
Wahai kaum tersesat cobalah berfikir, bahwa budaya mu lagi di lacurkan oleh para sisa raja’ raja’ Jawa bentukan VOC.
Mereka orang kolot yg hanya membaca buku dibawah bendera revolusi tidak punya referensi yang luas dan otak nya tidak melihat Perubahan zaman, padahal tiap-tiap zaman punya cerita menarik sendiri ….
Hampir satu gudang sendiri saya baca dan kumpulkan semua tulisan bung Karno dari muda mulai pergerakan jauh sebelum kemerdekaan Indonesia sampai wafat nya, banyak tulisan dari sahabat dan pengikutnya serta keluarga nya saya baca siang’ malam sampai saya ini umur 62 tahu’n, Baru lah saya bandingkan dengan apa yg disampaikan oleh Yamin, Tan Malaka, Supomo, Radjiman w, Cipta Mangun, Budi Utomo, dll…. Saya mendapatkan satu pemahaman ternyata Soekarno tidak konsisten dalam melakukan pemikiran ideal nya, berubah ubah, baik’ terhadap pandangan tentang PANCASILA, dan tidak faham tentang Hukum negara, seorang yg orator itu melahirkan ideologi yg dia sendiri tidak mampu menerjemahkan dan tidak mampu merefleksikan, mengejawantahkan kedalam kebijakan kebijakan pemerintahannya yang dia pimpin, terlalu banyak mengorbankan pengikutnya secara massif tanpa mengindahkan pengorbanan dari para pengikutnya, fanatisme membabi buta,…
Saat ini saya dibantu oleh para penulis muda sedang membedah pergerakan pemikiran para tokoh nasionalis untuk menjadi buku dokumen negara mulai persiapan konggres kebudayaan sampai kemerdekaan, bila ada yg terpanggil untuk dialog dan discus ikut handarbeni negeri ini dipersilahkan hadir di adakan setiap bulan purnama.
Menunggu panggilan ibu Pertiwi, evaluasi kegagalan dalam rangka menemukan jati diri kebangsaan Bumi Pertiwi