jika ormas keagamaan masih terjebak oleh prilaku sektarianisme, maka Indonesia berpotensi menjadi pasar seks bebas dunia.

Catatan : Gus Miskan Turino.

Kenapa dunia kini dihadapkan pada kehidupan penuh dengan kemaksiatan…?

Mulai dari kejahatan spiritual, kriminalitas hingga prostitusi…?

Pertama, pola kehidupan masyarakat dunia sedang terjebak pada kehidupan penuh materialistik akibat sebuah tuntutan sosial dalam skala yang lebih luas.

Kedua, karena populasi jumlah penduduk yang sangat tinggi.

Jika tidak salah populasi penduduk dunia kini sudah mendekati angka sekitar hampir dikisaran 8 milyar manusia.

Menariknya perbandingan populasinyapun antara laki laki dan perempuan hampir sama dikisaran rasio satu banding satu (1:1).

Kenapa bisa begitu, mari kita lihat ?

Untuk populasi penduduk Indonesia sebagaimana data BPS tahun 2020 perbandingan jumlah penduduk laki laki dan perempuan adalah :
Laki 136,66 jt atau 50,58% dari total penduduk Indonesia.
Perempuan 133,54 jt atau 49,42 % dari total penduduk Indonesia.

Tahun 2023 populasi perempuan ada sedikit kenaikan dan laki laki ada sedikit penurunan jumlah sebagai berikut :
Laki laki 140,79 jt atau 50,52 %.
Perempuan 137,91 jt atau 49,48 %

Sedangkan data perbandingan populasi penduduk perempuan dan laki laki dunia secara umum hampir mendekati rasio satu banding satu (1:1) yaitu, 1,01 : 1 atau 101 laki laki per 100 perempuan.

Artinya, populasi penduduk laki laki dan perempuan hampir sama.

Oleh karena itu dalam perspektik kehidupan berbangsa dan bernegara hak kesamaan gender tidak bisa dihindari, atau antara kemampuan di bidang politik, ekonomi, saint dan teknologi antara laki2 dan perempuan sangat kompetitif, bisa jadi perempuan akan lebih unggul.

Namun demikian akibat perkembangan jumlah populasi jenis atau gen yang seimbang antara laki dan perempuan bisa jadi akan muncul persoalan baru yang perlu diwaspadai adalah berkembangnya prilaku asusila yang akan mendominasi kehidupan sosial ditengah masyarakat.

Misalnya atau sebagai contoh, bahwa sebuah pernikahan akan menjadi tidak sakral…

Hubungan seks bebas akan menjadi trand ditengah kehidupan sosial yang semakin penuh dengan meterialiame…
Kejahatan dan kriminalitas akan meningkat..
Perselingkuhan akan menjadi budaya masyarakat perkotaan dan pada kelompok strata ekonomi menengah keatas, ini baru persoalan sosial.

Dinamika tersebut diatas bisa dipastikan akan memicu persoalan turunannya yang lebih kompleks dan berdampak luas baik yang bersifat spesifik maupun yang abstrak (kesehatan fisik, dan penyebaran virus).

Lalu bagaimana peran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam hal ini ormas (orpol, organisasi keagamaan maupun organisasi pemuda dst..) dalam mengantisipasi dan membuat jalan keluarnya..

Bangsa ini saatnya harus bersatu dan tidak boleh lagi terjebak pada persoalan sektarianisme (SARA), karena sejak lahirnya Pancasila prilaku SARA sudah diharamkan di Indonesia.

Dalam kontek itu dua ormas keagamaan sekaligus civil socity terbesar Indonesia (NU dan Muhammadiyah) sebenarnya punya tanggung jawab besar terhadap umat, disamping tentu negara harus selalu hadir ditengah tengah persoalan bangsa dan global yang harus ditangani secara bersama sama, jika masing2 elemen bangsa mengedepankan ego kelompok dan kepentingan sesaat, maka Indonesia akan menjadi pasar seks bebas.

Salam gotong royong menjemput dunia baru yang dihuni oleh dua jenis Adam dan Hawa dengan jumlah populasi yang sama.

Salam,

Miskan Turino 🇮🇩