![](https://menaramadinah.com/wp-content/uploads/2024/05/IMG_000000_000000-163.jpg)
![](https://menaramadinah.com/wp-content/uploads/2024/05/IMG_000000_000000-164-225x300.jpg)
Berdirinya Omahsium mendapat dukungan penuh dari Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dalam bentuk meresmikan secara langsung.
Alasan bupati Banyuwangi mendulung keberadaan Omahsium. Karena sebagai wujud apresiasi menjadikan sarana edukatif dan destinasi wisata sejarah baru di Banyuwangi. Sehingga masyarakat Banyuwangi mengenal sejarahnya sendiri.
“Oleh jarena itu, pemerintah daerah siap untuk mengintegrasikan Omahseum dalam program-program promosi pariwisata di ujung timur Jawa ini yang lokasinys berada di jalur wisata menuju ke Ijen dan Desa Adat Osing Kemiren,”ujar Bupati Banyuwangi.
Bagi masyarakat Banyuwangi joka berkunjung bisa melihat artefak kuno dari zaman Mahapahit, Tawang Alun dan Blambangan seperti lingga, kendi, manik-manik, kitab kuno, keris, pedang, sampai fosil-fosil tersaji di Omahseum.
Juga terdapat sebuah naskah kuno berupa Lontar Sritanjung yang merupakan naskah legenda asal usul nama Banyuwangi. Naskah itu merupakan koleksi langka dan memiliki arti penting bagi sejarah dan kepercayaan masyarakat Blambangan.
Memang sungguh luar biasa keberadaan Omahseum ini. Karena sejarah Blambangan ajang dikenal masyarakat Banyuwangi, Indonesia dan wisatawan Dunia.