Lamongan, menaramadinah.com-–Keberadaan Ritual Mendhak Sanggring masoh terus dilakukan oleh masyarakat adat masyarakat Desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan.
Pihak Pemkab Kamongan pun sangat mendukung guna melestarikan agar tidak punah. Hal ini telah menjadi agenda tahunan sesuai kalender Hijriah. Prosesi dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut.
Tradisi unik yang dikemas dengan budaya Jawa Wayang Krucil maupun karawitan menjadi pengingat atas jasa R. Nurlali atau dikenal Mbah Buyut Terik sebagai tokoh pemimpin desa yang didasarkan pada diwisudanya beliau oleh Sunan Prapen sekaligus penyebar agama islam di Tlemang.
Kemarin Selasa, 12 Desember 2023 digelar kembali. Masyarakat tetap antusiasme pada Ritual Sungring. RTg. Harun Setiawan Ketua DPD MATRA Lamongan hadir bersama pengurus. Guna meramaikan dan mendukung acara tersebut.
RTg Harus Setiawan Dirjo Kusumo Ketua DPD Matra Lamongan yang baru dikukuhkan mengatakan, kita dukung Tradisi Ritual Mendhak Sunggring. Karena ini merupakan budaya leluhur yang perlu kita lestarikan.
Terlihat semangat mengikuti serangkaian proses mulai dari memasak 1000 ayam panggang, hingga proses kirab dari tiga dusun menuju Makam Mbah Terik.
” Masyarakat Tlemang dan luar memperingati Mbah Terik sebagai penyebarkan agama Islam dari Sunan Graben ke Giri dan di tugaskan disini, dengan berlomba-lomba membuat panggang ayam untuk dijadikan 1000 pangan ayam,” ucap Mujiono selaku Juru Kunci Makam Mbah Terik.
Kepala Desa Tlemang Aris Pramono berharap tradisi ziarah ini tidak hanya menjadi agenda tahunan saja melainkan agenda rutin untuk mendoakan Mbah Terik.
Saat sekarang telah dibangun pendopo demi rasa aman dan kenyamanan peziarah, Pemerintah Desa Tlemang melakukan pemugara halaman makam mbak terik dengan membangun pendopo seluas 7 × 7 meter.
Husnu Mufid