Lima Siswa Inklusi SMPN 2 Rogojampi Menyabet Juara Dalam Festival Kita Bisa.

Banyuwangi-menaramadinah.com, Festival Kita Bisa yang masuk dalam salah satu agenda Banyuwangi Festival (B’Fest) sejak Tahun 2013, menjadikan pembuktian terhadap perhatian Pemkab. Banyuwangi, dalam memberikan kesempatan yang sama terhadap warga masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus.

Program-program inklusi di kabupaten seribu festival ini, terus ditingkatkan, mewujudkan kota ramah bagi disabilitas. Demikian juga dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang masih menempuh pendidikan, keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih prestasi. Oleh karena itu, ABK dengan segala kemampuan dan bakatnya tetaplah harus diberikan ruang dalam meraih prestasi setinggi-tingginya.

Peringatan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember, Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Kita Bisa. Festival tersebut menampilkan karya dan kreasi dari anak-anak muda penyandang disabilitas. Juga diluncurkan platform data peserta didik berkebutuhan khusus.

Festival Kita Bisa digelar di SD Negeri Model Banyuwangi, Sabtu (2/12/2023) sore dimeriahkan oleh siswa-siswi penyandang disabilitas tingkat SD dan SMP se-Banyuwangi. Mereka adalah para peserta dan pemenang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) serta Olimpiade Olahraga Siswa Nasional untuk kategori disabilitas.

Dalam festival itu anak-anak disabilitas dari berbagai sekolah memamerkan hasil karya mereka di stan-stan yang berjajar di lokasi acara.

SMPN 2 Rogojampi sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi turut serta dalam lomba ABK Berkarya yang digelar denganTema Mengembangkan Kemampuan dan Kolaborasi Tanpa Batas, tepat di Hari Peringatan Hari Disabilitas Internasional.

Lima siswa ABK SMPN 2 Rogojampi dikirim dan menyabet juara. Mereka yakni,  Serly  Apriliyani dan Nilam Cahya Ramadhan berhasil menyabet juara 1 tari jejer jaran dawuk , Naela Ayu Putri sebagai juara 2 lari 80 m putri, Mohammad Danial Malikha Akbar juara 2 baca puisi dan Filbert Liem anak yang memiliki kecerdasan istimewa meraih juara 2 membuat vlog di lokasi acara.

“Lima anak ini adalah istimewa. Anugerah dari Allah yang Luar Biasa. Mereka memiliki kelebihan yang patut diapresiasi,” kata Marhenyantoro , Kepala SMPN 2 Rogojampi, Senin (04/12/2023).

Marhen sapaan akrabnya pun bersyukur dan berterima kasih kepada guru pendamping Wiwik Sunarsih selaku guru mentor bidang Inklusi. Khususnya semua guru pengajar yang berhasil mengembangkan segala potensi anak anak.
“Khususnya anak berkebutuhan khusus. Sungguh kabar yang menggembirakan bagi kita semua. Terima kasih  Sherly , Nilam, Filbert, Danial dan Naela , dari kalian kami belajar tentang Kemaha baikan Allah SWT,” tandasnya.

Bertepatan dengan Peringatan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2023, Pemkab Banyuwangi meluncurkan inovasi Si-Denakwangi, akronim Aplikasi Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Kabupaten Banyuwangi.

Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi jenis ketunaan peserta didik berkebutuhan khusus. Berisikan berbagai fitur yang di dalamnya memuat berbagai kriteria skrining untuk ABK. Dari skring tersebut, akan keluar assessment terhadap ABK yang bersangkutan.

Laporan ini menjadi bahan bagi guru pendamping khusus untuk membuat program pembelajaran individual (PPI) sesuai dengan kondisi.

“Dengan demikian, layanan dan pembelajaran yang diterapkan para GPK betul-betul tepat sesuai kondisi anak didik berkebutuhan khusus-nya. Harapannya ini bisa memaksimalkan prestasi mereka,” kata Ipuk.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Suratno, menambahkan di Banyuwangi saat ini terdapat 181 sekolah penyelenggara pendidikan inklusi, mulai dari tingkat paud, SD, SMP, hingga SMA/sederajat. Sekolah-sekolah ini didampingi oleh 11 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang bertindak sebagai konsultan. Adapun jumlah guru pendamping khusus (GPK) sebanyak 250 orang.

“Secara berkala para GPK ini kami berikan bimtek untuk meningkatkan kapasitasnya. Sehingga mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik dalam menjembatani kesulitan belajar ABK di sekolah inklusi,” kata Suratno.

Salah satu sekolah di Banyuwangi, yakni SMPN 3 Banyuwangi telah memenangi Top 45 Pelayanan Publik Terbaik Nasional atas inovasi Lebur Seketi (Layanan Inklusif Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dengan Pendekatan Hati). Sebuah program layanan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) untuk tetap bisa belajar di sekolah reguler dengan kurikulum yang telah disesuaikan.

Para pendidiknya juga melakukan jemput bola mendatangi rumah calon PDBK untuk melakukan registrasi. Bahkan setelah lulus, sekolah akan mendampingi dan mengantarkan mereka untuk mendaftar ke jenjang berikutnya.

“Ini menjadi role model bagi sekolah lain di Banyuwangi,” pungkas Suratno. (Rishje*)