Kenapa Jokowi tak menggubris isu yang menyerang dirinya

Catatan : Gus Miskan.

Serangan secara bombardir melalui isu dan opini publik tentang penghianatan Jokowi pada PDIP, politik dinasti Jokowi, Presiden cawe cawe, hingga seolah melanggar etika politik terkait putusan MK dst.

 

Namun kenapa Jokowi tidak meladeni bahkan balik menanggapi atas semua tuduhan tersebut diatas ?

Jokowi paham semua itu adalah konspirasi jahat para bandar yang sedang menguasai para Ketum Partai. Dan kenapa Jokowi sampai bilang, jika perlu saya harus cawe cawe ?

Karena kondisi sebenarnya yang terjadi adalah semua Ketum Partai diduga sudah dikuasai para bandar, bahkan bisa dibilang jadi bonekanya para bandar…

Dalam kontek pembangunan Indonesia Maju, dan sebagai bentuk komitmen nasional dengan sebuah visi besar Indonesia, maka Jokowi harus menghentikan langkah para bandar untuk menguasai para Ketum Partai, dan sebaliknya para bandar harus kita kendalikan dan kita kuasai, agar tidak menghambat dan merusak tatanan pembangunan Indonesia Maju, oleh karenanya biarkan anjing menggonggong kafila tetap berlalu demi Indonesia tegak berdiri kokoh menuju peradaban transformasi bangsa yang kaya dan kuat.

Jika kita analogikan bahwa isu dan opini publik terkait hal tersebut diatas sama persis kasus yang pernah menimpa Presiden Gusdur saat membuat kebijakan membubarkan Kementerian sosial, kala itu banyak pihak menyerang beliau dg mengatakan kenapa menangkap tikus kok lumbungnya yg dibakar, Gusdur menjawab dengan enteng, karena lumbungnya sudah dikuasai tikus.

Jadi jangan heran ketika para proxy dan tokoh2 nasional yang berseberangan (oposisi) nyerang dengan membabibuta seolah dunia mau kiamat.

Sikapi dengan minum kopi saja, karena di era demokrasi hal seperti itu biasa, justru akan baik untuk pembelajaran politik bagi publik.

Salam,
Miskan Turino.