SURABAYA.- Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95 tahun 2023, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar peluncuran buku kumpulan geguritan (puisi Jawa modern) bertajuk “Taruna Pangareping Bangsa” dilanjutkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di lapangan parkir timur kampus Untag, Jl. Semolowaru 45, Surabaya, Sabtu 28/10/2023. Pagelaran tersebut sekaligus merupakan rangkaian acara Dies Natalis Untag Surabaya ke-65.
Buku setebal 98 halaman ini terdiri 57 judul karya. Yang menarik, antologi geguritan ini ditulis oleh Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM, CMA, CPA dan sejumlah dosen Untag serta para penulis diluar civitas akademika dari berbagai profesi. Diantaranya, Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA), J. Subekti, SH, MM, Wakil Rektor 1, Harjo Saputro, ST, MT, Kaprodi Sistem & Teknologi Informasi Untag Surabaya, Supangat, Abraham Ferry Rosando SH, MH, Dosen Fakultas Hukum/Kabiro Rektor dan Nuniek Silalahi dari YPTA.
Sedangkan penulis geguritan diluar civitas akademika, diantaranya Widodo Basuki (Pemred Majalah berbahasa Jawa “Jaya Baya’), Aming Aminoedhin (penyair produktif, pensiunan Balai Bahasa Jawa Timur), Kris Maryono (ex Reporter RRI Surabaya dan Ketua komunitas Wartawan Usia Emas), Sasetya Wilutama (tendik Stikosa-AWS dan ex. Redaktur Majalah “Penyebar Semangat” dan ex. Produser Creatif SCTV), Endang Kusmiati (guru SDN Gelam 2 Candi Sidoarjo), Satriya Wibawa (Pensiunan BUMN), Suhartatik (penulis wanita produktif), Sutiyah (Guru), Teguh Harjono (penulis produktif dan Guru) dan Yayuk (guru di MAN Surabaya).
“Taruna Pangareping Bangsa” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bermakna pemuda harapan bangsa. Maka seluruh karya geguritan yang terkumpul dalam antologi tersebut bertema pemuda. Dalam salah satu bait karyanya, Cak Nug, panggilan akrab Rektor Untag, menulis : …Taruna sejati/kang wani mbela ing bebener lan keadilan/ ngowahi donya kanthi jangkah nyata/ lan ukara// Taruna pangareping bangsa/ manjer dadi cahya sumunar/ ing tengah wengi.
Terjemahan bebasnya : Pemuda sejati berani membela kebenaran dan keadilan, merubah dunia dengan langkah nyata. Pemuda harapan bangsa, merupakan sinar terang di tengah kegelapan.
Dalam sambutannya, Mulyanto Nugroho mengatakan, mengedepankan budaya lokal merupakan salah satu program Untag Surabaya. Melestarikan budaya tradisional sudah dilakukan oleh Perguruan Tinggi Swasta tertua di Jawa Timur ini sejak puluhan tahun. Maka setiap perayaan Dies Natalis, PTS ini selalu menggelar wayang kulit. “Namun saat pandemi tahun kemarin, kami absen dua tahun tidak menggelar wayang kulit” ujar Rektor Untag Surabaya ini.
Selanjutnya Mulyanto menambahkan, ide untuk membuat buku antologi geguritan langsung disambut baik. Hal ini sebagai upaya melestarikan seni budaya bangsa dan salah satu kekayaan kearifan lokal yang perlu dikembangkan dan diperkenalkan kepada generasi muda.
Pagelaran wayang kulit dengan lakon “Kresno Duto” tersebut dibawakan oleh Dalang Ki Eko Kondho Prisdianto dari Tulungagung, serta bintang tamu pelawak Andik TB cs. Penonton memadati area pagelaran hingga usai. Panitia juga menyediakan door prize yang menarik, antara lain sepeda motor, TV, kulkas, sepeda gunung, sepeda listrik dan sejumlah hadiah hiburan lainnya. Sasetya